Mohon tunggu...
Franz Dagur
Franz Dagur Mohon Tunggu... Guru - Historia Vitae Magistra

Pendidikan Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyusun Cerita Baik (Best Practice) Menggunakan Metode STAR (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak)

7 Desember 2022   09:06 Diperbarui: 7 Desember 2022   11:11 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar:fransdagur

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star 

(Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah

Di SMA Katolik Santo Fransiskus Assisi Samarinda

 

Disusun Oleh :  Fransiskus Dagur, S.Pd

No. UKG. 201901230246

Praktik PPL PPG Daljab Kategori 2 Tahun 2022

LPTK Universitas Jember

 

I     Pendahuluan

           Sekolah Menengah Atas Katolik Santo Fransiskus Assisi Samarinda merupakan salah satu sekolah swasta katolik yang terletak di Provinsi Kalimantan Timur. Secara geografis sekolah kami terletak di tengah kota provinsi yakni Kota Samarinda. Karakteristik dan keberagaman lingkungan perkotaan mempengaruhi juga terhadap beragamnya peserta didik yang ada di sekolah kami, mulai dari suku, budaya, agama dan ras yang berbeda, bersatu dalam semangat menjaga toleransi yang di jiwai oleh santo pelindung sekolah kami Bapa Santo Fransiskus dari Assisi.

           Tujuan yang ingin dicapai dari praktik pembelajaran ini terdiri dari empat praktik pembelajaran; Praktik pembelajaran pertama peserta didik masih memiliki motivasi belajar sejarah yang rendah, yang dilaksanakan pada Senin, 17 Oktober 2022. Praktik pembelajaran kedua peserta didik masih memiliki kemampuan berpikir kritis yang rendah dalam pembelajaran sejarah, yang dilaksanakan pada Rabu, 29 Oktober 2022. Praktik pembelajaran ketiga peserta didik kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran sejarah, yang dilaksanakan pada Kamis, 3 November 2022. Praktik pembelajaran keempat peserta didik belum memahami tujuan dalam proses pembelajaran sejarah, yang dilaksanakan pada Rabu, 12 November 2022.

Situasi: Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, dan apa yang menjadi peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini.

Praktik Pembelajaran ke-1

           Latar belakang dari penerapan praktik pembelajaran pertama ini adalah pendidik masih menggunakan pendekatan pembelajaran yang tidak berpusat pada peserta didik (student center) dan pendidik masih melaksanakan proses pembelajaran dengan cara yang konvensional di kelas.

           Praktik ini penting dibagikan untuk menumbuhkan dan meningkatkan semangat dan motivasi belajar peserta didik. Selain itu, praktik ini juga penting dibagikan agar pembelajaran di dalam kelas tidak hanya pendidik yang memiliki peranan penting di dalam pembelajaran, tetapi peserta didik itu sendiri yang terlibat aktif dalam proses pembelajaran tersebut.

           Peran dan tanggung jawab saya sebagai pendidik dalam praktik pembelajaran ini: Pada dasarnya peran pendidik dalam proses pembelajaran hanya berperan sebagai fasilitator dalam membimbing dan mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh peserta didik. Peran dan tanggung jawab pendidik dalam praktik ini adalah menumbuhkan semangat dan motivasi belajar peserta didik agar hasil belajar peserta didik dapat tercapai dengan baik sesuai dengan kodratnya.

Praktik Pembelajaran ke-2

           Latar belakang dari penerapan praktik pembelajaran kedua ini adalah pendidik belum menerapkan model pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran sejarah secara optimal dan pendidik masih merasa nyaman menggunakan metode pembelajaran yang monoton ataupun konvensional. Selain itu dari sudut pandang peserta didik juga merasa bahwa pelajaran sejarah itu membosankan karena dianggap sebagai suatu mata pelajaran yang sifatnya hafalan atau mengingat waktu terjadinya peristiwa-peristiwa dalam sejarah.

           Praktik ini penting dibagikan karena praktik pembelajaran ini sangat penting untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Pembelajaran yang dilakukan sebelum program pendidikan profesi ini masih acapkali menggunakan metode pembelajaran yang bersifat konvensional dan monoton sehingga menyebabkan peserta didik merasa cepat bosan dengan pembelajaran sejarah. Dengan metode pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, hal ini menyebabkan keaktifan peserta didik semakin meningkat dalam pembelajaran sejarah dan kemampuan berpikir kritis peserta didik juga meningkat karena peserta didik dihadapkan pada masalah yang akan dipecahkan dalam proses diskusi kelompok melalui model Problem Based Learning (PBL).

           Peran dan tanggung jawab saya sebagai pendidik dalam praktik pembelajaran ini adalah mengarahkan dan membimbing peserta didik agar terlibat aktif dalam proses pembelajaran, mulai dari proses identifikasi masalah, menemukan sumber yang relevan dengan masalah yang terpilih dan memecahkan permasalahan tersebut atau mencari solusi atas permasalahan yang diangkat masing-masing kelompok. Pendidik berperan sebatas fasilitator dan yang terlibat aktif dalam pembelajaran adalah peserta didik itu sendiri.

 

Praktik Pembelajaran ke-3

           Latar belakang dari penerapan praktik pembelajaran ketiga ini adalah Pendidik belum memaksimalkan penerapan proses pembelajaran yang kolaboratif di dalam kelas, pendidik juga kurang memberikan tugas terstruktur dan tidak terstruktur kepada peserta didik dan pendidik kurang memfasiltasi penerapan proses pembelajaran diskusi kelompok di dalam kelas untuk meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran.

           Praktik pembelajaran ini penting dibagikan karena pembelajaran yang sering dilakukan di dalam kelas masih berpusat pada pendidik (teacher center), peserta didik tidak terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dengan adanya proses pembelajaran yang berpusat pada pendidik ini mengakibatkan peserta didik tidak terlibat aktif dalam proses pembelajaran tersebut karena peserta didik hanya menerima informasi atau pengetahuan yang diberikan oleh pendidik (transfer of knowledge). Praktik pembelajaran ini penting untuk dibagikan agar pembelajaran tidak lagi berpusat pada pendidik tetapi menekankan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student center) agar suasana pembelajaran lebih aktif, menyenangkan, dan penuh makna.

           Peran dan tanggung jawab saya sebagai pendidik dalam proses praktik pembelajaran ini adalah berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran tersebut. Peserta didik diharapkan bertindak lebih aktif dalam proses pembelajaran, juga peserta didik yang memiliki peran sentral dalam pembelajaran atau pembelajaran yang berpusat pada pada peserta didik, jadi peran pendidik bertindak sebagai fasilitator dalam mencapai tujuan pembelajaran dari peserta didik itu sendiri. Tanggung jawab saya sebagai pendidik adalah mengarahkan dan membimbing peserta didik untuk dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran agar peserta didik memiliki pengalaman belajar yang diperolehnya sendiri. Pendidik mengarahkan dan membimbing peserta didik untuk dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, minat dan bakat peserta didik.

 

Praktik Pembelajaran ke-4

           Latar belakang dari penerapan praktik pembelajaran keempat ini adalah Pendidik kurang merelevansi tujuan pembelajaran sejarah dengan kehidupan kontekstual pada peserta didik dan pendidik kurang menerapkan proses pembelajaran bermakna dalam pembelajaran sejarah (manfaat untuk masa kini dan akan datang dari peristiwa atau pengalaman sejarah di masa lalu). Dari sudut pandang peserta didik memiliki pandangan bahwa pelajaran sejarah itu adalah pelajaran sebatas mengingat waktu terjadinya peristiwa dalam sejarah, sehingga peserta didik memiliki stikma negatif terhadap pelajaran sejarah sebagai pelajaran yang kurang penting atau kurang bermanfaat dalam kehidupan peserta didik.

           Praktik ini sangat penting dibagikan karena melalui praktik pembelajaran ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat belajar sejarah dan juga pentingnya pelajaran sejarah itu sendiri bagi peserta didik. Pembelajaran yang diberikan ini penting dibagikan untuk mengarahkan peserta didik agar mengetahui manfaat dari pembelajaran sejarah dalam kehidupan peserta didik. Anggapan klasik selama ini dalam pembelajaran sejarah adalah bahwa pelajaran sejarah itu membosankan, hanya sebatas menghafal atau mengingat waktu dan tanggal dalam sejarah. Padahal pembelajaran sejarah itu sangat penting untuk diketahui oleh generasi muda bangsa agar peserta didik mampu mengetahui manfaat atau kegunaan dari pelajaran sejarah itu sendiri, misalnya manfaat edukatif, inspiratif, instruktif dan rekreatif. Kegunaan atau manfaat sejarah inilah yang menjadi harapan pendidik agar peserta didik mampu memahami sejarah dari berbagai sudut pandang yang berbeda.

           Peran dan tanggung jawab saya sebagai pendidik dalam praktik pembelajaran ini adalah membimbing dan megarahkan peserta didik dalam pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, juga peserta didik tumbuh dan berkembang sesuai kodratnya. Tanggung jawab pendidik dalam praktik pembelajaran ini adalah memastikan bahwa peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajarannya dan menerapkan proses pembelajaran yang sesuai dengan kehidupan kontekstual peserta didik. Pembelajaran sejarah harus menjadi sebuah pedoman bagi peserta didik agar pembelajaran sejarah tidak hanya sekadar mengingat waktu peristiwa dalam sejarah tersebut, tetapi lebih dari pada itu bahwa sejarah itu sangat penting untuk dapat mengetahui identitas atau jati diri seseorang ataupun sebagai suatu bangsa. Sejarah itu pada dasarnya mencakup tiga hal penting; masa lalu dijadikan sebagai pengalaman, masa kini dijadikan sebagai sebuah perjuangan, dan masa yang akan datang di jadikan sebagai sebuah harapan yang lebih baik.

Tantangan : Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat.

Praktik Pembelajaran ke-1

          Tantangan yang dihadapi dalam mencapai tujuan pembelajaran pada praktik pertama ini adalah bagaimana upaya dari pendidik agar motivasi dan semangat belajar peserta didik ditingkatkan. Dengan Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) diharapkan mampu meningkatklan motivasi belajar sejarah peserta didik. Keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran terutama dalam diskusi kelompok akan meningkatkan semangat atau motivasi belajar sejarah peserta didik.

           Yang terlibat dalam mencapai tujuan pembelajaran ini adalah peserta didik Kelas XI IPS 2, rekan guru, kepala sekolah dan stake holder lainnya yang mendukung proses pembelajaran ini, sehingga peserta didik mampu mencapai tujuan pembelajaran dengan baik.

Praktik Pembelajaran ke-2

           Tantangan yang dihadapi dalam mencapai tujuan pembelajaran pada praktik kedua ini adalah upaya pendidik dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik melalui pembelajaran sejarah. Mengubah cara berpikir peserta didik dalam memahami pelajaran sejarah menjadi tantangan tersendiri dalam pembelajaran ini, peserta didik memiliki anggapan atau stikma negatif bahwa pembelajaran sejarah hanya sebatas mengingat waktu terjadinya peristiwa sejarah. Pandangan ini yang akan diubah dari proses pembelajaran sejarah ini agar kemampuan berpikir kritis peserta didik meningkat dalam menganalisis peristiwa-peristiwa sejarah.

           Yang terlibat dalam mencapai tujuan pembelajaran ini adalah peserta didik Kelas XI IPS 2, rekan guru, kepala sekolah dan stake holder lainnya yang mendukung proses pembelajaran ini, sehingga peserta didik mampu mencapai tujuan pembelajaran dengan baik.

Praktik Pembelajaran ke-3

           Tantangan yang dihadapi pendidik dalam pembelajaran praktik ketiga ini adalah upaya pendidik dalam meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran sejarah. Selain itu anggapan peserta didik tentang pelajaran sejarah yang cenderung membosankan dan hanya sekadar pada level mengingat waktu-waktu peristiwa dalam sejarah. Stikma negatif ini yang diupayakan agar perlahan hilang dari cara pandang peserta didik menjadi suatu pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan bermanfaat dalam kehidupan peserta didik.

           Yang terlibat dalam proses pembelajaran ini adalah peserta didik Kelas XI IPS 2, rekan guru, kepala sekolah dan stake holder lainnya yang mendukung proses pembelajaran ini, sehingga peserta didik mampu mencapai tujuan pembelajaran dengan baik.

Praktik Pembelajaran ke-4

           Tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran praktik keempat ini adalah upaya menyesuaikan pembelajaran sejarah dengan kehidupan kontekstual peserta didik sehingga keaktifan, semangat dan motivasi belajar sejarah peserta didik bisa meningkat. Tantangan ini yang dihadapi di lapangan dalam menghubungkan materi ajar sejarah dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Sebagai langkah awal dari pendidik dalam pembelajaran ini adalah menghubungkan media pembelajaran sejarah yang lebih dekat dengan peserta didik, seperti handphone, video pembelajaran dan media pembelajaran lainnya yang relevan.

           Yang terlibat dalam mencapai tujuan pembelajaran ini adalah peserta didik Kelas XI IPS 2, rekan guru, kepala sekolah dan stake holder lainnya yang mendukung proses pembelajaran ini, sehingga peserta didik mampu mencapai tujuan pembelajaran dengan baik.

II     Pembahasan dan Sintak dalam Praktik Pembelajaran (Aksi Nyata)

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini?

Praktik Pembelajaran ke-1

           Langkah-langkah yang dilakukan oleh pendidik untuk menghadapi tantangan tersebut diatas adalah melaksanakan proses pembelajaran sejarah dengan model Problem Based Learning (PBL) dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Kegiatan Pendahuluan : 

          Berdoa sebelum belajar, menyanyikan salah satu lagu wajib nasional, mengucapkan salam, melakukan presensi, memberikan yel-yel (sejarah), melakukan apersepsi, menyampaikan kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran, menyampaikan aspek penilaian pembelajaran, serta menyampaikan pokok materi yang akan di pelajari.

Kegiatan Inti : 

Orientasi siswa pada masalah (menayangkan sebuah cuplikan video pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan dan peserta didik menanggapi makna singkat dari video tersebut yang akan dijadikan sebagai bahan dalam proses diskusi kelompok, selain itu peserta juga didik menentukan tema atau masalah yang akandi selesaikan atau dicarikan solusi),

mengorganisasikan peserta didik untuk belajar (proses pembagian peserta didik di dalam kelompok dan membagikan LKPD ),

membimbing penyelidikan individu maupun kelompok (peserta didik di dalam kelompok masing-masing melakukan studi literasi dan diskusi kelompok),

mengembangkan dan menyajikan hasil karya (peserta didik melakukan presentasi hasil diskusi kelompok)

menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (mengevaluasi proses diskusi kelompok dari sintak 1-4)

Kegiatan Penutup :

           Memberikan penguatan dan menarik kesimpulan, melakukan evaluasi pembelajaran melalui google form, melakukan refleksi pembelajaran melalui Padlet, menyampaikan materi pertemuan berikutnya, motivasi, doa penutup dan salam.

           Strategi yang di gunakan dalam praktik pembelajaran aksi 1 ini adalah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan pendekatan saintifik dan Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK). Adapun materi pokok dalam praktik ini materi pokok tentang strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Eropa. Sumber yang di jadikan referensi dalam pembelajaran ini adalah buku, bahan ajar, internet, video pembelajaran dan sumber relevan lainnya. Media pembelajaran menggunakan padlet serta menggunakan google form sebagai media untuk melakukan evaluasi pembelajaran.

           Proses pembelajaran dalam aksi 1 ini dilakanakan dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup telah dilaksanakan semuanya. Yang terlibat dalam praktik pembelajaran ini adalah siswa/i Kelas XI IPS 2, rekan guru, kepala sekolah dan stake holder lainnya yang mendukung kelancaran proses pembelajaran aksi 1 ini.

Praktik Pembelajaran ke-2

           Langkah-langkah yang dilakukan oleh pendidik untuk menghadapi tantangan tersebut diatas adalah melaksanakan proses pembelajaran sejarah dengan model Problem Based Learning (PBL) dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Kegiatan Pendahuluan : 

           Berdoa sebelum belajar, menyanyikan salah satu lagu wajib nasional, mengucapkan salam, melakukan presensi, memberikan yel-yel (sejarah),  melaksanakan apersepsi, menyampaikan kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran, menyampaikan aspek penilaian pembelajaran serta menyampaikan pokok materi yang akan di pelajari.

Kegiatan Inti : 

Orientasi siswa pada masalah (menayangkan sebuah cuplikan video pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan dan peserta didik menanggapi makna singkat dari video tersebut yang akan dijadikan sebagai bahan dalam proses diskusi kelompok, selain itu peserta didik menentukan tema atau masalah yang akan di selesaikan/dicarikan solusi).

mengorganisasikan peserta didik untuk belajar (proses pembagian peserta didik di dalam kelompok dan membagikan LKPD ),

membimbing penyelidikan individu maupun kelompok (peserta didik di dalam kelompok masing-masing melakukan studi literasi dan diskusi kelompok)

mengembangkan dan menyajikan hasil karya (peserta didik melakukan presentasi hasil diskusi kelompok)

menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (mengevaluasi proses diskusi kelompok dari sintak 1-4, menarik kesimpulan pembelajaran dan menguji penguasaan materi dengan mengerjakan soal evaluasi melalui google form).

Kegiatan Penutup :

           Melakukan refleksi pembelajaran melalui Padlet, motivasi, menyampaikan materi pertemuan berikutnya, doa penutup dan salam.

           Strategi yang di gunakan dalam praktik pembelajaran aksi 2 ini adalah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan pendekatan saintifik dan Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK). Adapun materi pokok dalam praktik ini tentang Dampak penjajahan Bangsa Eropa bagi Bangsa Indonesia. Sumber yang di jadikan referensi dalam pembelajaran ini adalah buku, bahan ajar, internet, video pembelajaran dan sumber relevan lainnya. Media pembelajaran menggunakan padlet serta menggunakan google form sebagai media untuk melakukan evaluasi pembelajaran.

           Proses pembelajaran dalam aksi 2 ini dilakanakan dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup telah dilaksanakan semuanya. Yang terlibat dalam praktik pembelajaran ini adalah siswa/i Kelas XI IPS 2, rekan guru, kepala sekolah dan stake holder lainnya yang mendukung kelancaran proses pembelajaran aksi 2 ini.

Praktik Pembelajaran ke-3

           Langkah-langkah yang dilakukan oleh pendidik untuk menghadapi tantangan tersebut diatas adalah melaksanakan proses pembelajaran sejarah dengan model Project Based Learning  (PjBL) dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Kegiatan Pendahuluan : 

           Berdoa sebelum belajar, menyanyikan salah satu lagu wajib nasional, mengucapkan salam, melakukan presensi, memberikan yel-yel,  melaksanakan apersepsi, menyampaikan kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran, menyampaikan aspek penilaian pembelajaran serta menyampaikan pokok materi yang akan di pelajari.

Kegiatan Inti : 

Penentuan proyek (membagi peserta didik dalam beberapa kelompok, menayangkan sebuah cuplikan video pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan dan peserta didik menanggapi makna singkat dari video tersebut yang akan dijadikan sebagai bahan dalam proses diskusi kelompok dan pembuatan proyek berupa infografis, selain itu peserta didik juga menentukan tema proyek serta pendidik membagikan LKPD).

Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek (peserta didik menyusun rancangan pembuatan proyek dan menyampaikan rancangan proyek tersebut di depan kelompok yang lainnya,

penyusunan jadwal pelaksanaan (peserta didik membuat jadwal dalam menyelesaikan proyek berupa infografis yang di buat melalui aplikasi Canva),

penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring pendidik (peserta didik menyelesaikan pembuatan proyek berupa infografis di dalam kelompoknya masing-masing dengan monitoring dari pendidik)

menguji hasil proyek/presentasi proyek (peserta didik melakukan presentasi hasil pembuatan proyek di depan kelas dan kelompok lain menanggapi atau mengajukan pertanyaan),

evaluasi proyek (melakukan evaluasi terhadap tahapan pembuatan proyek dan hasil proyek).

           Menarik kesimpulan dari hasil pembuatan proyek dan melakukan evaluasi pembelajaran melalui google form untuk menguji penguasaan terhadap materi yang telah dipelajari pada pertemuan hari tersebut.

Kegiatan Penutup :

           Melakukan refleksi pembelajaran melalui Padlet, memberikan motivasi, menyampaikan materi pertemuan berikutnya, doa penutup dan salam.

           Strategi yang di gunakan dalam praktik pembelajaran aksi 3 ini adalah menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dengan pendekatan saintifik dan Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK). Adapun materi pokok dalam praktik ini tentang nilai-nilai Sumpah Pemuda dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan di Indonesia. Sumber yang di jadikan referensi dalam pembelajaran ini adalah buku, bahan ajar, internet, video pembelajaran dan sumber relevan lainnya. Media pembelajaran menggunakan padlet serta menggunakan google form sebagai media untuk melakukan evaluasi pembelajaran.

           Proses pembelajaran dalam aksi 3 ini dilakanakan dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup telah dilaksanakan semuanya. Yang terlibat dalam praktik pembelajaran ini adalah siswa/i Kelas XI IPS 2, rekan guru, kepala sekolah dan stake holder lainnya yang mendukung kelancaran proses pembelajaran aksi 3 ini.

Praktik Pembelajaran ke-4

          Langkah-langkah yang dilakukan oleh pendidik untuk menghadapi tantangan tersebut diatas adalah melaksanakan proses pembelajaran sejarah dengan model Project Based Learning  (PjBL) dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Kegiatan Pendahuluan : 

           Berdoa sebelum belajar, menyanyikan salah satu lagu wajib nasional, mengucapkan salam, melakukan presensi, memberikan yel-yel,  melaksanakan apersepsi, menyampaikan kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran, menyampaikan aspek penilaian pembelajaran serta menyampaikan pokok materi yang akan di pelajari.

Kegiatan Inti : 

Penentuan proyek (membagi peserta didik dalam beberapa kelompok, menayangkan sebuah cuplikan video pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan dan peserta didik menanggapi makna singkat dari video tersebut yang akan dijadikan sebagai bahan dalam proses diskusi kelompok dan pembuatan proyek berupa infografis, selain itu peserta didik juga menentukan tema proyek serta pendidik membagikan LKPD).

Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek (peserta didik menyusun rancangan pembuatan proyek dan menyampaikan rancangan proyek tersebut di depan kelompok yang lainnya,

penyusunan jadwal pelaksanaan (peserta didik membuat jadwal dalam menyelesaikan proyek berupa infografis yang di buat melalui aplikasi Canva)

penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring pendidik (peserta didik menyelesaikan pembuatan proyek berupa infografis di dalam kelompoknya masing-masing dengan monitoring dari pendidik)

menguji hasil proyek/presentasi proyek (peserta didik melakukan presentasi hasil pembuatan proyek di depan kelas dan kelompok lain menanggapi atau mengajukan pertanyaan),

evaluasi proyek (melakukan evaluasi terhadap tahapan pembuatan proyek dan hasil proyek).

           Menarik kesimpulan dari hasil pembuatan proyek dan melakukan evaluasi pembelajaran melalui google form untuk menguji penguasaan terhadap materi yang telah dipelajari pada pertemuan hari tersebut.

Kegiatan Penutup :

           Melakukan refleksi pembelajaran melalui Padlet, memberikan motivasi, menyampaikan materi pertemuan berikutnya, doa penutup dan salam.

           Strategi yang di gunakan dalam praktik pembelajaran aksi 4 ini adalah menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dengan pendekatan saintifik dan Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK). Adapun materi pokok dalam praktik ini tentang sifat pendudukan Jepang di Indonesia. Sumber yang di jadikan referensi dalam pembelajaran ini adalah buku, bahan ajar, internet, video pembelajaran dan sumber relevan lainnya. Media pembelajaran menggunakan padlet serta menggunakan google form sebagai media untuk melakukan evaluasi pembelajaran.

           Proses pembelajaran dalam aksi 4 ini dilakanakan dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup telah dilaksanakan semuanya. Yang terlibat dalam praktik pembelajaran ini adalah siswa/i Kelas XI IPS 2, rekan guru, kepala sekolah dan stake holder lainnya yang mendukung kelancaran proses pembelajaran aksi 4 ini.

III    Pemecahan Masalah

Refleksi Hasil dan Dampak 

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut.

           Dampak yang di timbulkan dari praktik pembelajaran dengan menerapkan langkah-langkah tersebut diatas adalah dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan pendekatan TPACK (Aksi 1).

           Dengan model dan pendekatan yang sama pula, pada aksi 2 juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Dengan adanya masalah yang di pilih, peserta didik mampu menyelesaikan dan mencari solusi dari masalah tersebut (Aksi 2).

           Praktik pembelajaran pada Aksi 3 dan 4 juga mengalami dampak positif dengan menerapkan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL). Dengan menggunakan model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran sejarah. Dengan menggunakan model pembelajaran PjBL juga peserta didik mampu memahami manfaat dari proses pembelajaran sejarah dan menghubungkannya dengan kehidupan kontektual peserta didik.

           Hasil pembelajarannya sangat efektif karena peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang baru dengan model dan pendekatan pembelajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Salah satu contohnya adalah dengan menerapkan teknologi pembelajaran berupa video pembelajaran yang dapat manarik minat belajar peserta didik. Selain itu menggunakan aplikasi Canva dalam menghasilkan proyek juga dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran sejarah. Dengan menggunakan model pembelajaran tersebut diatas dan dibantu oleh media pembelajaran yang lebih dekat dengan peserta didik dapat meningkatkan hasil belajar sejarah peserta didik sebesar 81% (Aksi 1), 85% (Aksi 2), 89% (Aksi 3), dan 93% (Aksi 4).

           Respon peserta didik dengan model pembelajaran yang diterapkan diatas, sangatlah antusias dalam proses pembelajaran sejarah, terutama saat menampilkan video pembelajaran dan proses diskusi dalam kelompok serta mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan proyek yang dihasilkan berupa infografis.

           Yang menjadi faktor keberhasilan dari strategi yang diterapkan dalam praktik ini adalah peserta didik merasa tertarik dengan materi yang di berikan oleh pendidik, penggunaan media pembelajaran yang inovatif seperti video pembelajaran untuk merangsang daya ingat dan daya berpikir kritis peserta didik, meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran, juga lingkungan belajar yang kondusif, serta penguasaan terhadap teknologi baik pendidik maupun peserta didik itu sendiri.

IV     Penutup 

           Pembelajaran dari keseluruhan proses diatas adalah pendidik harus menjadi guru yang belajar sepanjang hayat, artinya bahwa guru tidak mudah puas ataupun bangga dengan apa yang telah dicapai dari hasil pengalaman dan pengetahuannya. Pendidik perlu banyak belajar hal-hal yang baru untuk meningkatkan kompetensi keahliannya, penguasaan terhadap teknologi pendidikan, meningkatkan kompetensi pedagogik dan pengetahuan lainnya di pembelajaran abad 21 ini.

#Penulis by Fransiskus Dagur

#Menyusun Best Practice

#Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Samarinda, 7 November 2022

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun