Mohon tunggu...
Franz Dagur
Franz Dagur Mohon Tunggu... Guru - Historia Vitae Magistra

Pendidikan Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyusun Cerita Baik (Best Practice) Menggunakan Metode STAR (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak)

7 Desember 2022   09:06 Diperbarui: 7 Desember 2022   11:11 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar:fransdagur

           Sekolah Menengah Atas Katolik Santo Fransiskus Assisi Samarinda merupakan salah satu sekolah swasta katolik yang terletak di Provinsi Kalimantan Timur. Secara geografis sekolah kami terletak di tengah kota provinsi yakni Kota Samarinda. Karakteristik dan keberagaman lingkungan perkotaan mempengaruhi juga terhadap beragamnya peserta didik yang ada di sekolah kami, mulai dari suku, budaya, agama dan ras yang berbeda, bersatu dalam semangat menjaga toleransi yang di jiwai oleh santo pelindung sekolah kami Bapa Santo Fransiskus dari Assisi.

           Tujuan yang ingin dicapai dari praktik pembelajaran ini terdiri dari empat praktik pembelajaran; Praktik pembelajaran pertama peserta didik masih memiliki motivasi belajar sejarah yang rendah, yang dilaksanakan pada Senin, 17 Oktober 2022. Praktik pembelajaran kedua peserta didik masih memiliki kemampuan berpikir kritis yang rendah dalam pembelajaran sejarah, yang dilaksanakan pada Rabu, 29 Oktober 2022. Praktik pembelajaran ketiga peserta didik kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran sejarah, yang dilaksanakan pada Kamis, 3 November 2022. Praktik pembelajaran keempat peserta didik belum memahami tujuan dalam proses pembelajaran sejarah, yang dilaksanakan pada Rabu, 12 November 2022.

Situasi: Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, dan apa yang menjadi peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini.

Praktik Pembelajaran ke-1

           Latar belakang dari penerapan praktik pembelajaran pertama ini adalah pendidik masih menggunakan pendekatan pembelajaran yang tidak berpusat pada peserta didik (student center) dan pendidik masih melaksanakan proses pembelajaran dengan cara yang konvensional di kelas.

           Praktik ini penting dibagikan untuk menumbuhkan dan meningkatkan semangat dan motivasi belajar peserta didik. Selain itu, praktik ini juga penting dibagikan agar pembelajaran di dalam kelas tidak hanya pendidik yang memiliki peranan penting di dalam pembelajaran, tetapi peserta didik itu sendiri yang terlibat aktif dalam proses pembelajaran tersebut.

           Peran dan tanggung jawab saya sebagai pendidik dalam praktik pembelajaran ini: Pada dasarnya peran pendidik dalam proses pembelajaran hanya berperan sebagai fasilitator dalam membimbing dan mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh peserta didik. Peran dan tanggung jawab pendidik dalam praktik ini adalah menumbuhkan semangat dan motivasi belajar peserta didik agar hasil belajar peserta didik dapat tercapai dengan baik sesuai dengan kodratnya.

Praktik Pembelajaran ke-2

           Latar belakang dari penerapan praktik pembelajaran kedua ini adalah pendidik belum menerapkan model pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran sejarah secara optimal dan pendidik masih merasa nyaman menggunakan metode pembelajaran yang monoton ataupun konvensional. Selain itu dari sudut pandang peserta didik juga merasa bahwa pelajaran sejarah itu membosankan karena dianggap sebagai suatu mata pelajaran yang sifatnya hafalan atau mengingat waktu terjadinya peristiwa-peristiwa dalam sejarah.

           Praktik ini penting dibagikan karena praktik pembelajaran ini sangat penting untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Pembelajaran yang dilakukan sebelum program pendidikan profesi ini masih acapkali menggunakan metode pembelajaran yang bersifat konvensional dan monoton sehingga menyebabkan peserta didik merasa cepat bosan dengan pembelajaran sejarah. Dengan metode pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, hal ini menyebabkan keaktifan peserta didik semakin meningkat dalam pembelajaran sejarah dan kemampuan berpikir kritis peserta didik juga meningkat karena peserta didik dihadapkan pada masalah yang akan dipecahkan dalam proses diskusi kelompok melalui model Problem Based Learning (PBL).

           Peran dan tanggung jawab saya sebagai pendidik dalam praktik pembelajaran ini adalah mengarahkan dan membimbing peserta didik agar terlibat aktif dalam proses pembelajaran, mulai dari proses identifikasi masalah, menemukan sumber yang relevan dengan masalah yang terpilih dan memecahkan permasalahan tersebut atau mencari solusi atas permasalahan yang diangkat masing-masing kelompok. Pendidik berperan sebatas fasilitator dan yang terlibat aktif dalam pembelajaran adalah peserta didik itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun