"Masuk lewat mana, kamu, Nak?"
Pemuda itu menelan ludah.
"Ikut bapak ke lapangan, sepertinya kamu butuh sinar matahari pagi untuk membuka lebar kelopak matamu yang masih mengantuk itu."
Dia menghela napas berat, dia terciduk pak Khoi lagi. Kakinya melangkah gontai mengikuti langkah mantap pak Khoi di depannya. Dalam hati dia menghitung apa saja yang pak Khoi catat dalam buku kecil di tangannya.
1. Datang terlambat
2. Melompati pagar sekolah
3. Tidak memakai sepatu hitam, topi dan dasi
Saat melewati mading, dia menolehkan kepalanya. Matanya memicing saat apa yang dicari tidak ditemukan.
"Jackson, kamu bisa baca puisi J nanti"
"Sebentar, Pak"
"Jackson"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!