mengakui Yang Maha Esa, merupakan suatu penyucian yang tidak dapat diungkapkan oleh
kata-kata, juga imajinasi rasio dalam mendefinisikan hakikat allah serta esensinya. Oleh
karena itu yang dilakukan adalah menafikan adanya sesuatu yang menyamai-Nya.
Umat Islam meyakini bahwa Tuhan adalah Esa tidak mempunyai sekutu dan tidak
ada makhluk yang meyerupainya. Hal ini diungkapkan oleh Reynold A. Nicholson bahwa
Tuhan itu adalah Esa dalam zat-Nya. Tentang eksistensi Tuhan, Milton K. Munitz
mengungkapkan bahwa Tuhan merupakan puncak dan mengatasi segala makhluk ciptaannya,
termasuk alam ini. Tuhan tidak sama dengan alam. Tetapi tetap mempunyai hubungan
dengan alam dengan melihat kenyataan bahwa alam ini sangat bergantung pada
pemeliharaannya (Munitz, 1979).
Penyataan-pernyataan tersebut dapat dipahami, bahwa makhluk walau bagaimanapun