6. Majuddin al-Harrani, Karyanya Muntaq Al-Akbar
7. As-Syaukani, karyanya Nail Authar
8. Al-Munziri, karyanyaAt-Taqrib wa At-Taqrib
9. As-Siddiqi, karyanya Dalil Falihin
10. Muhyiddin Abu Zakaria An-Nawawi, Karyanya Riyadhush Shalihin
D. Model Penelitian Hadits
Sebagaimana halnya dengan Al-Qur'an, Hadits pun telah banyak diteliti oleh para ahli, bahkan dapat dikatakan penelitian terhadap Hadits lebih banyak kemungkinannya dibandingkan dengan penelitian terhadap Al- Qur'an. Hal ini antara lain dilihat dari segi datangnya Al-Qur'an dan Hadits berbeda.
Berikut adalah model penelitian hadits yang dipaparkan oleh beberapa ahli hadits:
1. Model H. M. Quraish Shihab
       Penelitian yang dilakukan oleh Quraish Shihab terhadap Hadits menunjukkan jumlahnya tidak banyak jika dibandingkan dengan penelitian terhadap Al-Qur'an. Dalam bukunya yang berjudul "Membumikan Al- Qur'an", Quraish Shihab hanya meneliti dari dua sisi dari keberadaan hadits, yaitu mengenai hubungan Hadits dan Al-Qur'an, serta fungsi dan posisi sunnah dalam tafsir.Â
 Abdul Halim Mahmud, mantan Syaikh Al- Azhar, dalam bukunya Al- Sunnah Fi Makanatiha wa Fi Taribikha, sebagaimana dikutip H.M. Quraish Shihab, menulis bahwa sunnah mempunyai fungsi dengan Al- Qur'an dan fungsi yang berhubungan dengan pembinaan hukum syara'. Dengan menunjuk kepada pendapat Imam Syafi'i dalam Ar-Risalah, Abdul Halim menegaskan bahwa dalam keterkaitannya dengan Al-Qur'an terdapat fungsi Al-Sunnah(Hadits) yang tidak diperselisihkan, yaitu apa yang di istilahkan oleh para ulama dengan bayan ta'kid dan bayan tafsir.