Mohon tunggu...
Felicia Ivana
Felicia Ivana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

NIM: 46124010014 // S1 Psikologi // Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kepemimpinan Aristoteles

23 Oktober 2024   18:54 Diperbarui: 23 Oktober 2024   18:54 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Dalam perusahaan-perusahaan yang berfokus pada Corporate Social Responsibility (CSR), pemimpin diharapkan untuk menggabungkan pertimbangan sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam pengambilan keputusan mereka. 

Misalnya, perusahaan seperti Unilever di bawah kepemimpinan Paul Polman telah menunjukkan bagaimana bisnis dapat berfungsi sebagai kekuatan untuk kebaikan. Polman mengubah fokus perusahaan dari hanya mencari keuntungan menjadi juga memperhatikan dampak sosial dan lingkungan dari produk yang mereka hasilkan.

Ini sejalan dengan kebajikan keadilan Aristoteles, di mana perusahaan tidak hanya memikirkan kepentingan para pemegang saham tetapi juga karyawan, konsumen, dan masyarakat luas. Prinsip ini semakin relevan di era modern, di mana konsumen menuntut transparansi dan tanggung jawab sosial yang lebih besar dari perusahaan.

b. Kepemimpinan yang Inklusif dan Berbasis Inovasi

Kepemimpinan yang berfokus pada inovasi dan inklusivitas juga merupakan penerapan langsung dari phronesis dalam dunia bisnis. Pemimpin seperti Indra Nooyi, mantan CEO PepsiCo, menerapkan pendekatan kepemimpinan yang inklusif dengan melibatkan karyawan dari berbagai latar belakang dalam proses pengambilan keputusan strategis perusahaan. 

Nooyi percaya bahwa pemimpin yang bijaksana harus mampu mendengarkan berbagai pandangan dan mempertimbangkan semua perspektif sebelum membuat keputusan penting.

Dalam hal ini, phronesis bukan hanya tentang memiliki pengetahuan teknis yang kuat, tetapi juga kemampuan untuk menyeimbangkan berbagai kebutuhan dan harapan dari semua pemangku kepentingan. Inklusivitas ini memungkinkan perusahaan untuk menjadi lebih adaptif dan inovatif, karena berbagai ide dan pandangan yang berbeda disatukan dalam proses pengambilan keputusan.

Elemen Lain yang Penting: Prinsip Retorika Aristotelian dalam Kepemimpinan Modern

Selain kebajikan moral dan phronesis, Aristoteles juga menekankan pentingnya retorika dalam kepemimpinan. Retorika, atau seni berbicara dan mempengaruhi orang lain, memainkan peran kunci dalam bagaimana pemimpin berkomunikasi dengan pengikutnya dan mempengaruhi opini publik.

Aristoteles mengajarkan bahwa retorika yang efektif harus didasarkan pada tiga pilar utama: ethos (karakter atau kredibilitas pembicara), pathos (kemampuan untuk mempengaruhi emosi audiens), dan logos (argumen logis yang mendukung pesan yang disampaikan). Ketiga elemen ini masih sangat relevan dalam kepemimpinan modern.

Aristotelian Leadership: Virtue Ethics, Practical Wisdom, and Ethical Decision-Making

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun