Mohon tunggu...
Felicia Ivana
Felicia Ivana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

NIM: 46124010014 // S1 Psikologi // Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kepemimpinan Aristoteles

23 Oktober 2024   18:54 Diperbarui: 23 Oktober 2024   18:54 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Dalam konteks kepemimpinan, eudaimonia berarti mengejar kepentingan yang lebih besar daripada sekadar keuntungan material atau prestasi individu.

Relevansi dalam Corporate Social Responsibility (CSR)

Dalam konteks perusahaan, eudaimonia dapat diwujudkan melalui kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR). Perusahaan yang dipimpin oleh nilai-nilai Aristotelian tidak hanya fokus pada pencapaian keuntungan jangka pendek, tetapi juga pada kesejahteraan jangka panjang masyarakat, lingkungan, dan karyawan mereka.

Sebagai contoh, Patagonia, sebuah perusahaan pakaian outdoor, menerapkan prinsip-prinsip eudaimonia dalam bisnisnya dengan memberikan prioritas pada keberlanjutan lingkungan.

 Pemimpin Patagonia menyadari bahwa keuntungan jangka panjang tidak hanya datang dari penjualan produk, tetapi juga dari menjaga planet yang berkelanjutan dan mendukung komunitas-komunitas di sekitarnya. Kebijakan ini mengarah pada peningkatan loyalitas pelanggan, keberlanjutan bisnis, dan dampak sosial positif.

Studi Kasus: Pemimpin Sosial dan Kesejahteraan Kolektif

Muhammad Yunus, pendiri Grameen Bank, adalah contoh lain dari pemimpin yang menerapkan konsep eudaimonia dalam dunia perbankan. Yunus memperkenalkan model mikrofinansial yang membantu komunitas miskin di Bangladesh dan negara lain untuk keluar dari kemiskinan. 

Dengan memberikan pinjaman kepada mereka yang tidak memiliki akses ke sistem perbankan tradisional, Yunus tidak hanya menciptakan solusi finansial tetapi juga memberdayakan individu untuk mengembangkan potensi mereka, menciptakan eudaimonia baik secara individual maupun sosial.

4. Menerapkan Lima Jalan Menuju Kebijaksanaan Praktis

Seperti yang ditunjukkan dalam gambar kedua, Aristoteles mengidentifikasi lima jalan utama yang harus ditempuh pemimpin untuk mencapai kebijaksanaan praktis. Mari kita kembangkan kelima elemen ini lebih dalam:

  1. Mengetahui Tujuan dengan Baik (Visi, Misi, Implementasi)

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun