“Oh, ke kamarku saja. Tapi jangan ribut, nanti anakku bangun.”
“Oh iya kak.”
Aku pun langsung mengambil baju yang ada di dalam tasku, dan ganti baju di kamarnya si kakak ganteng. Aku melihat si bayi lucu dan juga adalah anakku. Dia lucu seperti bayi yang lainnya. Pengen banget aku cubit dia. Tapi udah keburu dipanggil sama diriku sendiri alias si kakak ganteng.
Aku masih bergabung sama kakak ganteng yang sedang mengerjakan proyek di laptopnya. Saat sedang istirahat, si kakak ganteng sempat melihat isi tasku. Dia sempat teringat kalau tas traveller aku pernah dia milikinya saat SMA.
“Kalau melihat tas ini, perasaan aku pernah punya saat SMA. Saat SMA dulu, aku memang bodoh, karena aku membawa barang yang tak penting-penting. Kamu juga ya?”