“Nak, saya ingatkan padamu. Masa depan, tidak ditentukan dari diri seseorang. Tapi, seberat apapun kau berusaha, semakin kau meraih masa depanmu. Kalau kau cuma malas-malasan dan cuma mikirin yang tidak-tidak, pasti nak, pasti masa depanmu tidak akan kau raih.”
“Oh gitu yah pak? Baiklah.”
Sebelum pergi, aku dipanggil lagi oleh wali kelasku.
“Tunggu nak, tunggu.” sembari menghentikanku. Wali kelasku mengambil sesuatu di ruang guru dan beliau mengambil raporku dan memberikannya padaku.
“Ini, rapor kamu. Kau harus lihat nilaimu dan renungkan di dalam hatimu. Aku tahu selama ini yang kau pikirkan cuma masa depan melulu. Tapi kau harus ingat. Jalanmu masih panjang, dan masih lama kau akan meraih masa depanmu. Jadi, kau harus ingat, bahwa masa depan hanya bisa dibayar oleh kerja kerasmu. Kau tahu, kerja kerasmu itu bagaikan uang yang akan dibelanjakan. Kalau kerja kerasmu terkumpul, maka terbayarlah sudah masa depanmu. Mengerti, Nak?”