Setiap orang harus dihitung sama. Tidak ada yang kesenangan atau rasa sakitnya lebih penting daripada yang lain, terlepas dari status sosial, ras, atau gender.
Kritik Terhadap Hedonistic Calculus:
- Subjektivitas: Kesenangan dan rasa sakit bersifat subjektif dan sulit untuk diukur secara objektif. Apa yang menyenangkan bagi satu orang belum tentu bahagia buat orang lain dan sebaliknya
- Pengabaian kewajiban dan hak: Teori ini cenderung mengabaikan pentingnya kewajiban, hak, dan keadilan dalam menentukan moralitas suatu tindakan.
- Tirani minoritas: Jika diimplementasikan secara ketat, kalkulus dapat mengarah pada tindakan yang menyebabkan rasa sakit bagi minoritas untuk memaksimalkan kesenangan mayoritas.
- Pengabaian barang intrinsik: Teori ini hanya memperhitungkan kesenangan dan rasa sakit yang dapat diukur secara kuantitatif, mengabaikan pentingnya barang-barang intrinsik seperti pengetahuan, cinta, dan persahabatan.
Relevansi Hedonistic Calculus:
Meskipun ada kritik, Hedonistic Calculus tetap menjadi model penting dalam pemikiran utilitarian. Teori ini menawarkan kerangka kerja yang dapat digunakan untuk menganalisis dan membandingkan konsekuensi moral dari tindakan yang berbeda. Hedonistic Calculus juga telah diterapkan pada berbagai bidang, termasuk:
- Pembuatan kebijakan: Pemerintah dan organisasi dapat menggunakan kalkulus untuk membuat kebijakan yang memaksimalkan kesejahteraan publik.
- Etika bisnis: Bisnis dapat menggunakan kalkulus untuk membuat keputusan yang memperhitungkan kesejahteraan karyawan, pelanggan, dan masyarakat.
- Pengobatan: Dokter dan profesional medis dapat menggunakan kalkulus untuk membuat keputusan medis yang meminimalkan rasa sakit dan memaksimalkan kesenangan pasien.
Kelebihan Hedonistic Calculus
- Hedonistic Calculus adalah teori etika yang sederhana dan mudah diterapkan. Teori ini hanya mempertimbangkan dua faktor utama, yaitu kesenangan dan rasa sakit. Hal ini membuat Hedonistic Calculus mudah dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
- Hedonistic Calculus dapat digunakan untuk menilai moralitas suatu tindakan secara kuantitatif. Dengan menggunakan tujuh faktor yang diusulkan oleh Bentham, kita dapat menghitung secara kuantitatif jumlah kesenangan dan rasa sakit yang dihasilkan oleh suatu tindakan. Hal ini dapat membantu kita untuk membuat keputusan yang lebih objektif tentang moralitas suatu tindakan.
- Hedonistic Calculus dapat digunakan untuk membandingkan moralitas berbagai tindakan. Dengan menggunakan Hedonistic Calculus, kita dapat membandingkan jumlah kesenangan dan rasa sakit yang dihasilkan oleh berbagai tindakan. Hal ini dapat membantu kita untuk menentukan tindakan mana yang paling bermoral.
Kekurangan Hedonistic Calculus
- Hedonistic Calculus mengabaikan pentingnya kualitas kesenangan. Teori ini menganggap bahwa semua kesenangan sama, baik itu kesenangan yang bersifat fisik, intelektual, atau spiritual. Namun, beberapa filsuf berpendapat bahwa kesenangan yang lebih tinggi, seperti kesenangan intelektual, lebih baik daripada kesenangan yang lebih rendah, seperti kesenangan fisik.
- Hedonistic Calculus mengabaikan pentingnya kewajiban. Teori ini menganggap bahwa tindakan yang moral adalah tindakan yang menghasilkan jumlah kesenangan terbesar bagi jumlah orang terbanyak. Namun, beberapa filsuf berpendapat bahwa tindakan yang moral adalah tindakan yang dilakukan karena kewajiban, bukan karena mencari kesenangan.
- Hedonistic Calculus mengabaikan pentingnya keadilan. Teori ini menganggap bahwa tindakan yang moral adalah tindakan yang menghasilkan jumlah kesenangan terbesar bagi jumlah orang terbanyak. Namun, beberapa filsuf berpendapat bahwa tindakan yang moral adalah tindakan yang adil, yaitu tindakan yang tidak merugikan orang lain.
Contoh
Seseorang yang memberikan sumbangan kepada panti asuhan.
Tindakan ini dapat menghasilkan kesenangan bagi orang yang memberikan sumbangan, yaitu kesenangan karena membantu orang lain. Tindakan ini juga dapat menghasilkan kesenangan bagi orang-orang yang tinggal di panti asuhan, yaitu kesenangan karena mendapatkan bantuan. Kesenangan yang dihasilkan oleh tindakan ini adalah kesenangan yang bersifat positif dan baik. Tindakan ini juga memberikan manfaat bagi masyarakat luas, yaitu membantu orang-orang yang membutuhkan. Oleh karena itu, tindakan ini dapat dianggap sebagai tindakan yang moral.
Contoh 2
Seorang pejabat publik yang menerima suap dari pengusaha.