Mohon tunggu...
Farhan Ardiansyah
Farhan Ardiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Farhan Ardiansyah 43222010018 Akuntansi Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tugas Kuis - Diskursus Jeremy Bentham's Hedonistic Calculus dan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia

14 Desember 2023   15:42 Diperbarui: 15 Desember 2023   07:47 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.canva.com/design/DAF265c3DJ0/qprwazPp5pwP8bNxgf9s6Q/edit?utm_content=DAF265c3DJ0&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=shar

Bentham meninggal di London pada tanggal 6 Juni 1832. Ia dimakamkan di Westminster Abbey, London.

Berikut adalah beberapa pencapaian penting Jeremy Bentham:

  • Mengembangkan teori utilitarianisme, yang menjadi salah satu teori etika paling berpengaruh di dunia.
  • Mendorong reformasi hukum dan sosial, termasuk penghapusan hukuman mati, pelepasan tahanan politik, dan peningkatan hak-hak perempuan.
  • Menjadi salah satu pendiri University College London, universitas pertama di Inggris yang tidak mewajibkan agama.

Bentham adalah seorang pemikir yang visioner dan berpengaruh. Teorinya tentang utilitarianisme masih relevan hingga saat ini dan terus dipelajari dan didiskusikan oleh para filsuf dan ahli hukum.

          Apa itu Hedonistic Calculus ?

Hedonistic Calculus adalah sebuah teori etika yang dikembangkan oleh Jeremy Bentham, seorang filsuf utilitarian asal Inggris abad ke-18. Teori ini berlandaskan pada prinsip bahwa kesenangan (pleasure) dan rasa sakit (pain) adalah satu-satunya motivator manusia dan satu-satunya kriteria yang menentukan moralitas suatu tindakan. Tindakan yang menghasilkan jumlah kesenangan terbesar bagi jumlah orang terbanyak adalah tindakan yang paling bermoral.

PEMBAHASAN

Jeremy Bentham, seorang filsuf utilitarian Inggris abad ke-18, mengembangkan "Hedonistic Calculus" sebagai metode untuk menilai moralitas suatu tindakan. Kalkulus ini didasarkan pada prinsip bahwa kesenangan dan rasa sakit adalah satu-satunya motivator manusia, dan tindakan yang menghasilkan paling banyak kesenangan bagi jumlah orang terbanyak adalah tindakan yang paling bermoral.

Komponen utama Hedonistic Calculus:

  • Intensity (intensitas): Seberapa kuat kesenangan atau rasa sakit yang dihasilkan oleh suatu tindakan.
  • Duration (durasi): Berapa lama kesenangan atau rasa sakit berlangsung.
  • Certainty (kepastian): Seberapa besar kemungkinan suatu tindakan menghasilkan kesenangan atau rasa sakit yang diharapkan.
  • Propinquity (kedekatan): Seberapa cepat kesenangan atau rasa sakit dirasakan setelah tindakan dilakukan.
  • Fecundity (kesuburan): Seberapa besar kemungkinan suatu tindakan menghasilkan kesenangan atau rasa sakit tambahan di masa depan.
  • Purity (kemurnian): Tingkat kesenangan dibandingkan dengan rasa sakit yang dihasilkan oleh suatu tindakan.
  • Extent (jangkauan): Jumlah orang yang terpengaruh oleh kesenangan atau rasa sakit yang dihasilkan oleh suatu tindakan.

Dengan menggunakan tujuh faktor ini, seseorang dapat menilai moralitas suatu tindakan dengan membandingkan jumlah kesenangan yang dihasilkan dengan jumlah rasa sakit yang dihasilkan. Tindakan yang menghasilkan jumlah kesenangan yang lebih besar daripada jumlah rasa sakit adalah tindakan yang paling bermoral.

Namun, hedonistis calculus juga memiliki beberapa kelemahan. Salah satu kelemahannya adalah sulit untuk mengukur kesenangan dan rasa sakit secara objektif. Kesenangan dan rasa sakit bersifat subjektif dan dapat berbeda-beda dari satu orang ke orang lain. Selain itu, hedonistis calculus juga mengabaikan pentingnya kewajiban, hak, dan keadilan dalam menentukan moralitas suatu tindakan.

Prinsip-prinsip Hedonistic Calculus:

  • Kesenangan dan rasa sakit adalah satu-satunya hal yang bernilai intrinsik. Artinya, mereka tidak bergantung pada hal lain untuk memiliki nilai. Semua hal lain, seperti kekayaan, kesehatan, dan kekuasaan, hanya bernilai sejauh mereka menghasilkan kesenangan atau mencegah rasa sakit.
  • Kesenangan dan rasa sakit dapat diukur secara kuantitatif. Bentham mengusulkan tujuh faktor untuk mengukur kesenangan dan rasa sakit:
    • Intensitas (Intensity): Seberapa kuat kesenangan atau rasa sakit tersebut.
    • Durasi (Duration): Berapa lama kesenangan atau rasa sakit tersebut berlangsung.
    • Kepastian (Certainty): Seberapa besar kemungkinan suatu tindakan menghasilkan kesenangan atau rasa sakit yang diharapkan.
    • Kedekatan (Propinquity): Seberapa cepat kesenangan atau rasa sakit dirasakan setelah tindakan dilakukan.
    • Kesuburan (Fecundity): Seberapa besar kemungkinan suatu tindakan menghasilkan kesenangan atau rasa sakit tambahan di masa depan.
    • Kemurnian (Purity): Tingkat kesenangan dibandingkan dengan rasa sakit yang dihasilkan oleh suatu tindakan.
    • Jangkauan (Extent): Jumlah orang yang terpengaruh oleh kesenangan atau rasa sakit yang dihasilkan oleh suatu tindakan.
  • Moralitas suatu tindakan ditentukan oleh konsekuensinya. Tindakan yang menghasilkan jumlah kesenangan terbesar bagi jumlah orang terbanyak adalah tindakan yang paling bermoral.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun