dalam buku 51 Karakter Tokoh Wayang Populer yang ditulis oleh Warih Ja ti Rahayu dan Margono Notopertomo, pertama, jangan menilai seseorang dari bentuk tubuhnya atau wujudnya atau fisiknya , karena orang yang buruk wujudnya atau bentuk tubuhnya belum tentu buruk hatinya dan begitupun sebaliknya. Kedua, seorang abdi atau pengasuh harus tunduk taat patuh setia dan sayang pada junjungannya. Ketiga, semua makhluk tanpa terkecuali  harus dapat menerima takdir yang dari tuhan yang maha kuasa. Keempat, jangan pernah memaksakan diri sendiri pada hal-hal tidak sepatutnya,karena akan mengakibatkan celaka.
Beberapa ajaran hidup Semar lainnya meliputi konsep ketuhanan, yang disebut dengan Gusti Kang Mubeng Dumadi, tatanan paugeraning urip, dan tuntutan sikap terhadap pauganing urip.
- Gusti Kang Murbeng Dumadi
Masyarakat Jawa sudah mengenal suatu kekuatan atau kesaktian yang maha kuasa dengan sebutan Gusti Kang Murbeng Dumadi sebelum agama masuk ke tanah pulau jawa. Tradisi ini yang dikenal dengan kajawen merupakan tatanan paugeraning urip atau tatanan berdasarkan budi pekerti luhur atau adab budi pekerti. Mengenai sang Murbeng Dumadi, kaki semar mengatakan bahwa "Gusti kang Murbeng ing ngendi papan tetep siji, amergane tbukule kepercayaan lan agama saka kabanan, jaman, bongso lan budoyo kang bedo-bedo. Kang Murbeng Dumadi iso maujud opo wae ananging mewujudan iku dede Gusti Kang Murbeng Dumadi."
Artinya:
- (Tuhan Yang Maha Esa itu disembah dan dijunjung oleh semua manusia tanpa kecuali, oleh semua agama dan kepercayaan. Sejatinya Tuhan Yang Maha Esa itu satu dan tidak ada yang lain, yang membedakan hanya cara menyembah dan memujah-Nya dimana hal tersebut terjadi karena munculnya agama dan kebudayaan dari zaman atau waktu, atau bangsa yang berbeda-beda.)
Tiga hal yang mendasari masyarakat Jawa mengenai konsep ketuhanan, yaitu
-  1) Kita bisa hidup karena ada yang menghidupkan, memberi kita  hidup, dan ada menghidupkan kita, yakni Gusti Kang Murbeng Dumadi atau Tuhan Yang Maha Esa.
- Â 2) Hendaknya dalam hidup ini, kita berpegang pada "rasa", yang dikenal dengan tepo seliro, artinya bila kita merasa sakit dicubit, maka hendaklah jangan mencubit orang lain.
- 3) Dalam kehidupan ini, jangan suka memaksakan sesuatu atau  kehendak kepada orang lain. Ojo seneng mekso, seperti apabila kita memiliki sesuatu pakaian yang sangat cocok dengan kita, belum tentu baju itu akan sangat cocok dengan orang lain.
b. Tatanan Paugeraning UripÂ
- Urip lan bekti maring kang Gusti mubeng Dumadi(Hidup dan bakti kepada Sang Pencipta)Â
- Percaya lan bekti mareng utusane Gusti (percaya dan berbakti kepada utusan Allah)Â
- Setya marang Khalifatullah utawa penggede negera(setia kepada khalifatullah atau wali Allah. pemimpin negara)Â
- Bekti marang bbumi nusantara(berbakti kepada bumi nusantara)Â
- Bekti marang wong tuwa(berbakti kepada orang tua)Â
- Bekti marang sedulur tuwa (berbakti kepada saudara tua)Â
- Tresna bareng kabeh kawula muda (cinta kepada sesame anak kecil)Â
- Tresna maring sepapadaning manungsa (cinta kepada sesame manusia)Â
- Tresna marang sepapadane urip(cinta kepada semua makhluk hidup)Â
- Hormat marang kabeh agama (hormat kepada semua agama)Percaya marang hukum alam(percaya pada hukum alam)Â
- Percaya maring pribaden dhwe tan owah gangsir(percaya kepada pribadi diri dan ubah jenis)
c. Tuntunan sikap terhadap paunggeraning UripÂ
Ki Semar dalam hal ini menyampaikan pesan atau petuah yaitu " ojo dumeh.eling lan waspada. "
Ojo dumeh yang maknanya "jangan mentang-mentang", merupakan suatu peringatan atau larangan  agar manusia tidak selalu dengan apa yang dimiliki atau dijalaninya sehingga cencerung menjalani hidup yang lebih buruk.
Eling lan waspada, maksudanya ingat dan wapada. Ingat yang dijalani adalah ingat dalam hal menyembah atau beribadah kepada Tuhan yang maha esa. Dengan demikian akan lahirlah budi pekerti atau sifat yang luhur sehingga sikap eling ini akan melahirkan kepedulian kepada manusia dan lingkungan sekitarnya waspada adalah bentuk hati-hatian manusia dalam menjalankan hidup, teliti dan mengakibatkan kita menjadi wara dalam memilih dalam mengambil keputusan.
Ojo dumeh.eling lan wapada merupakan satu kesatuan yang dipahami secara utuh sehingga manusia diharapkan menjadi pasrah atau takut dan yakin pada kekuasaan Tuhan yang maha esa serta menjadi bijaksana, sederhana dan hati-hati. Manusia akan mampu merasakan, bukan merasa bisa, yang artinya sama juga dengan mentang-mentang.