2. Teori Korupsi CDMA (Robert Klitgaard)
Teori korupsi CDMA (Directionary, Monopoly, Discretion, Accountability) adalah teori yang dikemukakan oleh Robert Klitgaard pada tahun 1988. Teori ini menyatakan bahwa korupsi terjadi karena adanya empat faktor utama, yaitu:
- Kekuasaan yang mengarah (Directionary)
Kekuasaan yang mengarah adalah kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok untuk mengambil keputusan yang mempengaruhi orang lain. Kekuasaan ini dapat berupa kekuasaan politik, ekonomi, atau sosial.
- Monopoli
Monopoli adalah situasi di mana hanya ada satu penyedia barang atau jasa tertentu. Monopoli dapat menciptakan peluang korupsi, karena pemberi monopoli memiliki kekuasaan yang besar untuk mempengaruhi harga barang atau jasa tersebut.
- Kewenangan yang bersifat diskresioner (Discretion)
Kewenangan yang bersifat diskresioner adalah kewenangan yang memberikan kebebasan kepada seseorang atau kelompok untuk mengambil keputusan tanpa ada batasan yang jelas. Kewenangan ini dapat menciptakan peluang korupsi, karena pemberi kewenangan memiliki kekuasaan yang besar untuk mempengaruhi keputusan tersebut.
- Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan tindakan kepada pihak lain. Akuntabilitas yang lemah dapat menciptakan peluang korupsi, karena pelaku korupsi tidak perlu mempertanggungjawabkan tindakannya.
GAYA KEPEMIMPINAN
Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku yang digunakan oleh seorang pemimpin untuk mempengaruhi perilaku pengikutnya. Gaya kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai cara yang digunakan pemimpin dalam mempengaruhi bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.
MACAM MACAM GAYA KEPEMIMPINAN
- Gaya kepemimpinan otokratis
Gaya kepemimpinan otokratis adalah gaya kepemimpinan yang berpusat pada pemimpin. Dalam gaya ini, pemimpin mengambil semua keputusan dan mengarahkan bawahan secara ketat. Gaya kepemimpinan ini dapat efektif dalam situasi yang membutuhkan pengambilan keputusan cepat dan tegas, atau dalam situasi di mana bawahan membutuhkan bimbingan dan pengarahan yang jelas.
- Gaya kepemimpinan demokratis
 Dalam gaya ini, pemimpin memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Gaya kepemimpinan ini dapat efektif dalam situasi yang membutuhkan kreativitas dan inovasi, atau dalam situasi di mana bawahan memiliki motivasi dan keterampilan yang tinggi.
- Gaya kepemimpinan laissez-faire