Meluruh penuh-seluruh
menjadi kalimat yang utuh.
Terhilir bersama bait-bait
yang membaiatnya jadi martir.
Wiji pulang.
Tapi di simpangan antara
fajar yang memulai baris
dan malam yang melukis titik, masih tersisa
harum kopi,
rokok separuh hangus, dan
gurat di kertas tua,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!