Budaya memengaruhi cara emosi diekspresikan. Misalnya, di beberapa budaya, emosi seperti marah atau sedih mungkin ditekan untuk menjaga harmoni sosial, sedangkan di budaya lain, ekspresi emosi dianggap penting untuk kejujuran.
c. Peran Sosial
Peran gender yang ditentukan oleh budaya juga memengaruhi perkembangan sosial-emosional. Contohnya, dalam beberapa budaya, laki-laki mungkin diajarkan untuk menekan emosi tertentu (seperti menangis), sedangkan perempuan lebih bebas mengekspresikan emosi.
d. Praktik PengasuhanBudayamenentukan bagaimana anak dibesarkan. Misalnya, pengasuhan yang berbasis pada disiplin ketat di beberapa budaya dapat menghasilkan anak yang menghargai otoritas, sementara pendekatan permisif di budaya lain mungkin mendorong kreativitas dan ekspresi emosi.
{K}. gangguan dalam perkembangan sosial-Emosional
dapat terjadi ketika individu mengalami kesulitan dalam membentuk hubungan yang sehat, mengelola emosi, atau berinteraksi secara efektif dengan orang lain. Gangguan ini dapat disebabkan oleh faktor biologis, lingkungan, atau kombinasi keduanya, dan seringkali memengaruhi kehidupan pribadi, akademik, dan sosial seseorang.
*Penyebab Gangguan Sosial-Emosional
1. Faktor Biologis:
Gangguan otak atau sistem saraf (misalnya, autisme, ADHD).
Faktor genetik atau riwayat keluarga dengan gangguan psikologis.
Masalah kesehatan fisik kronis.