Guru dan sistem pendidikan memainkan peran penting dalam membangun kemampuan sosial-emosional melalui interaksi, pelatihan pengelolaan emosi, dan pemberian nilai-nilai sosial.
Program pendidikan karakter sering dirancang untuk membantu siswa belajar keterampilan seperti empati, komunikasi, dan pengelolaan stres.
d. Masyarakat
Lingkungan masyarakat yang aman, inklusif, dan mendukung memfasilitasi perkembangan sosial-emosional yang sehat.
Sebaliknya, paparan terhadap kekerasan, diskriminasi, atau kemiskinan dapat memengaruhi kesehatan emosional individu secara negatif.
2. Peran Budaya
Budaya memengaruhi bagaimana emosi dirasakan, diekspresikan, dan diatur, serta bagaimana interaksi sosial dipahami. Berikut adalah beberapa pengaruh budaya:
a. Nilai-Nilai Budaya
Budaya kolektivistik (misalnya, di Asia dan Afrika): Menekankan hubungan sosial, harmoni kelompok, dan empati. Dalam budaya ini, individu diajarkan untuk menempatkan kepentingan kelompok di atas kepentingan pribadi.
Budaya individualistik (misalnya, di Barat): Menekankan otonomi, ekspresi diri, dan kemandirian. Emosi sering diekspresikan secara langsung, dan keberhasilan individu menjadi prioritas.
b. Ekspresi Emosi