"Lo ngasih tau ke temen gue kita satu rumah," Simpul Biru dengan sekenanya.
"Ara gak kasih tau kita satu rumah Biru," Geram Kiara.
Mata Kiara dan Biru saling menatap, ini bukan pertama kalinya bagi mereka salah paham seperti ini.
"Ga ada akhlak lo, udah numpang!" Ucapan Biru kali ini membuat kiara kesal dan ingin menampar mulut Biru itu.
"Gue ada akhlak, lo yang gak ada akhlak!!" Ucap Kiara dengan suara yang tinggi dan bergetar.
Kiara segera pergi ke kamarnya. Jika tidak pergi, maka bisa-bisa Kiara menampar mulut Biru yang tidak akhlak itu, bukan Kiara yang tidak punya akhlak namun Biru.
Biru yang melihat Kiara pergi ke kamarnya semakin jengkel dan kesal dalam satu waktu, rasanya ia ingin marah-marah kepada Kiara yang berani beraninya di antar oleh Satria, teman dekatnya.
***
Pagi cerah secerah hati Kiara, hari ini ia harus memulai hari yang cerah untuk mencari pekerjaan paruh waktu karena tidak selamanya ia bergantung kepada keluarga Biru. Sejak pagi pun tidak ada teriakan Biru yang menyuruh Kiara menyiapkan peralatannya seperti biasa, mungkin Biru masih kesal kepada Kiara, pikir Kiara.
Saat Kiara sedang merapihkan rambut, ponselnya berdering ada telpon masuk dari Anna, Anna memberi tahu bahwa ada sepupunya yang sedang membutuhkan waiters di cafe dekat sekolah.Â
Kiara tersenyum melihat dirinya di cermin, jika kita benar benar menginginkan sesuatu maka akan selalu ada jalannya.