Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Kambing Curian

5 November 2022   21:22 Diperbarui: 6 November 2022   21:30 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mau dibawa kemana, Pak?"

"Ke pasar, Lumayan sudah matang untuk dijual."

"Jangan  pak. Itu kambing saya."

"Ini kambing bapak moyangmu!"

"Bukan pak. Itu kambing pak Wasir."

Bapaknya Misin tersentak kaget. Ia ikat kembali kambing-kambing itu.

"Dari mana kamu tahu?"

"Pak Wasir kemarin mendatangi saya di pematang sana."

"Terus.."

"Ia memberikannya pada Misin untuk dijaga dan dipelihara."

Bapaknya Misin masih punya hati untuk tidak bersikeras. Ia mendekat pada Misin, dan mengatakan padanya akan datangi Wasir untuk meminta maaf.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun