Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Kambing Curian

5 November 2022   21:22 Diperbarui: 6 November 2022   21:30 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misin kemudian tersenyum senang. Ia berangkat sekolah dengan tenang.

***

Janji bapaknya Misin untuk datangi Wasir di desa tetangga ditunaikan. Ia meminta maaf, dan bersimpuh di hadapan juragan kambing itu.

Oleh karena kesungguhannya meminta maaf itu,  justru kemudian Wasir menitipkan pada bapaknya Misin dua ekor kambing sebagaimana usia yang dicuri dulu.

"Di tanganmu, dan anakmu dua kambing ini kemungkinan akan berkembang biak. Aku titip dua, dan yang dua sebelumnya itu milik Misin. Ingat itu."

Bapaknya Misin tertunduk malu, dan ia ingat anaknya yang sungguh-sungguh telah memelihara kambing curiannya dulu itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun