"Ada apa?"
"Tidak ada apa-apa Hanya menengok saja. Kenapa mbak tidak mau tinggal dengan kami?"
"Tidak usah. Nanti malah merepotkan."
"Tidak akan, mbak. Anak-anak pasti senang, juga istri saya."
Mbok Yum tetap ingin di rumahnya sendiri. Lantas ia menanyakan urusan usaha Wasir yang didengarnya mulai maju ternak kambing.
Terlebih setahun lalu, kambing-kambing yang diternaknya laris di musim haji.
"Bersyukur mbak. Semuanya lancar."
"Di sini juga ada yang pelihara kambing. Dua ekor, dan lumayan besar."
"Siapa, mbak?"
"Bapaknya Misin. Tadi aku lihat anaknya, Misin sedang menjaga kambingnya merumput."
"Di mana?"