Ia pun diizinkan dengan dikawal dua orang petugas kepolisian, dan pengacaranya.
Mamat kemudian melepas peci hitam yang dikenakannya, dan menyerahkan pada Neneng yang tertegun, dan tidak lagi bisa berkata apa-apa. Jauh di lubuk hatinya, ia masih ingat peci hitam tersebut.
"Ini hanya bukti kenangan yang masih saya simpan, dan saya kembalikan peci ini pada ibu Ketua Majelis Hakim," kata Mamat singkat yang diikuti wajah keheranan dari semua yang hadir di sidang pengadilan tersebut. Kecuali Neneng.
Demikianlah cerita ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H