Mohon tunggu...
Ersalrif Ersalrif
Ersalrif Ersalrif Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Saya seorang single mom, bekerja serabutan. Hobi saya membaca, menulis, melukis dan daur ulang barang bekas. Saya seorang yang introvert, tapi berusaha belajar untuk dua buah hati saya. Menulis adalah sarana healing untuk hidup saya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pantang Menyerah Jarak Sekolah Jauh dari Rumah

31 Juli 2023   06:51 Diperbarui: 31 Juli 2023   07:03 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Duh, ada ini jaraknya dua puluh kilo meter, ditempuh dengan dua kali naik jaklinko dan sekali naik busway!" kata Mama Ica akhirnya.

"Yaudah ambil!" kata Ica tanpa pikir banyak.

"Neng?" tanya Mama Ica tampak bingung.

"Ma, ini hari terakhir pepedebe, kalo nggak sekarang, Ica nggak bisa sekolah di negeri. Ica tahu Mama khawatir, tapiii, tolong doakan saja, Ica bisa selamat dan sehat trus. Ica nggak mau makin membebani Mama semakin berat. Adik juga sebentar lagi akan sekolah. Biayanya dibagi-bagi, Ma!" kata Ica membuat sang mama yakin.

Mama Ica memeluk sang putri dengan terharu. Dia mengusap rambut putrinya dengan sayang.

"Kita ambil satu ini aja ya, Neng! Kalo kamu kegeser, berarti ya..., nasibmu harus sekolah di swasta!" kata Mama Ica sambil mulai mendaftar di salah satu sekolah lanjutan tingkat pertama.

Ica mengangguk pasti. Saat mulai tampak namanya di urutan ke tujuh dari 12 siswa yang terdaftar dia menarik napas lega.

"Bismillah!" desisnya sambil memeluk tubuh sang mama.

"Ya, bismillah!" sahut Mama Ica bergetar.

Pikirannya mulai kalut dengan jarak tempuh sekolah Ica nantinya. Putri sulungnya itu terlalu kecil, untuk naik turun transportasi. Mama Ica menangis dalam hati.

Dia menangisi nasib anak-anaknya, yang kehilangan ayah. Tak ada tempat untuk dirinya bertukar pikiran. Tak ada sanak saudara yang perduli akan nasib kedua anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun