Harapan mereka semakin menjauh saja. Usia Ica yang masih di hitungan 12 tahun 11 bulan, tak mampu bersaing dengan usia 13 tahun. Ditambah lagi dia berada di zonasi prioritas tiga.
"Wassalam juga di jalur ini!" desis sang mama saat melihat daftar siswa di sekolah terakhir.
Ica tercekat. Diapun ikut melihat daftarnya, dan dia menyadari tak punya kesempatan di sana.
"Mama coba cari-cari info sekolah swasta ya, Neng?" ujar sang mama sambil berdiri.
"Tapi, Ma?" sahut Ica spontan.
Matanya menatap sang mama nanar. Otaknya berpikir keras, bagaimana itu akan sangat membebani hidup mereka nantinya. Di negeri saja mamanya keteteran biaya, apalagi di swasta?
"Jangan dipikirin dulu ituu! Yang penting kamu sekolah dulu!" kata Mama Ica tersenyum.
"Aku ikut ya, Ma? Kita cari sekolah yang biasa-biasa aja!" pinta Ica dengan wajah sedih.
"Ade ikuttt!" ujar Danar sambil meraih jaket.
Mama Ica tersenyum melihat kedua anaknya.
"Bismillah, semoga lancar dan motornya nggak mogok!" desis Ica memohon.