Mohon tunggu...
Ersa serphiaardiana
Ersa serphiaardiana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII MIPA 2

Tetaplah berkarya walau karya mu tak di hargai

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aluna

1 Maret 2022   12:40 Diperbarui: 1 Maret 2022   13:35 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku nggak tau masalah nya seperti apa indah itu urusan ibuku dan kamu juga sudah meninggal kan untuk apa lagi balas dendam aku tahu kesedihan kamu Indah karena aku juga merasakan ditinggal itu seperti apa merasa kesepian itu seperti apa , tapi alam kita sudah berbeda biar kamu tenang dan nyaman disana kamu jangan terus-terusan dendam indah ibu kamu juga pasti tidak mau melihat kamu seperti ini " jelas Aluna panjang agar indah mengerti bahwa jika dendam terus ia tidak akan tenang selamanya

"Kamu relain aja semuanya kita disini akan doakan kamu sama ibu kamu maafkan Aluna dan ibunya, sebelum ibunya Aluna meninggal ia sudah menyesali perbuatannya indah ia ingin meminta maaf kepada kamu tapi kamu terus-terusan tidak mau dan Aluna tidak ada hubungannya dengan ini kamu pergi saja jangan ganggu Aluna lagi" 

Akhirnya indah pergi dan tidak akan pernah kembali ia datang karena dendam nya belom terselesaikan namun kini ia sudah mengiklankannya karena Aluna tidak pernah jahat kepadanya .

"Terimakasih asgara,Alea dan Abel sudah membantuku"

"Iya Aluna kamu saat ini harus menerima kelebihan kamu itu turunan dari ibu kamu tapi ibu kamu salah menggunakan kamu pakai saja untuk membantu orang" asgara membeli nasihat kepada aluna.

Dan disaat Aluna menerima kelebihannya itu ia melihat ada orang lain selain dirinya dan teman-temannya itu ya itu mereka yang tidak terlihat. 

Aluna tersenyum tipis kala melihat gemercik air hujan turun ke permukaan bumi. Rumput rumput yang hijau nan basah,burung burung yang meneduh dibawah pohon ,serta tiupan angin yang membuat aluna tenggelam dalam lamunan. 

Braagggh....

Suara ranting pohon jatuh membuyarkan lamunan aluna,aluna tersadar dirinya sudah hampir lama berlarut larut memikirkan nasib hidupnya yang datar ini.

"Non ? " Suara wanita paruh baya dengan diiringi ketukan pintu.

"non, sudah waktunya makan,ayoo turun,tuan sudah menunggu dibawah" 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun