BPNT dalam bentuk bantuan uang tunai cukup beragam. Ada bantuan uang tunai senilai Rp 400.000 dan Rp 200.000 per bulan yang diterima oleh KK miskin ekstrem.
KK miskin ekstrem dan anggota keluarganya penerima manfaat BPNT masih mengarah pada kebutuhan di taraf subsistensi. Suatu kondisi dimana keluarga miskin (ekstrem) tidak lebih untuk menyambung hidup. Taraf subsistensi akan menghadirkan kondisi “asap dapur bisa mengepul,” paling tidak cukup sehari mengiringi kehidupan keluarga miskin ekstrem.
Serupa dengan PKH, ada sekitar 1,43 persen (2 KK miskin ekstrem) dari keseluruhan sampel menjadi KK miskin ekstrem penerima manfaat BPNT di Kabupaten Jeneponto. Sepintas angka ini kecil dilihat dari sampel KK miskin ekstrem penerima manfaat program BPNT. Tetapi, selera dan kecenderungan KK miskin ekstrem lebih tinggi daripada BPNT itu sendiri.
Kecamatan Bangkala penyumbang KK miskin ekstrem, yaitu 7 persen dan KK miskin ekstrem penerima manfaat BPNT terbesar, yaitu 17,65 persen (12 KK) dari keseluruhan sampel (68 KK). Sementara, Kecamatan Binamu penyumbang KK miskin ekstrem, yaitu 16 persen dan KK miskin ekstrem penerima manfaat BPNT sebesar 5,88 persen (4 KK).
Bantuan Langsung Tunai (BLT)
Bantuan sosial yang banyak jeninya adalah Bantuan Langsung Tunai (BLT). Progam bantuan pemerintah berupa pemberian uang tunai untuk menanggulangi dampak kehilangan mata pencaharian terutama keluarga miskin (ekstrem) karena pendemi, maka muncul BLT Covid-19 dan BLT Desa.
Bansos yang bertujuan menanggulangi dampak ekonomi ditandai dengan penurunan daya beli masyarakat terutama keluarga miskin karena tekanan kenaikan harga minyak, maka pemerintah memberikan BLT-BBM. Saat dampak El Nino dialami oleh keluarga miskin, di situlah ada program bantuan pemerintah bernama BLT El Nino.
Seiring berjalannya waktu, termasuk rumah tangga miskin sudah menganggap biasa menghadapi krisis ekonomi. Artinya, banyak KK miskin ekstrem tidak begitu berpengaruh pada kondisi hidupnya serba terbatas. Ketika terjadi lonjakan harga minyak dunia, kondisi rumah tangga miskin (ekstrem) tetap biasa saja.
Data monitoring melalui sampel KK miskin ekstrem penerima manfaat BLT di berbagai kecamatan menunjukkan angka yang tidak begitu besar atas dampak inflasi. Kecamatan yang besar jumlah KK miskin ekstrem dan kecamatan yang kecil KK miskin ekstremnya tidak sampai 9 KK miskin ekstrem sebagai sampel monitoring lapangan.
Di Kecamatan Tarowang hanya 3,70 persen (1 KK sampel) dari jumlah sampel KK miskin ekstrem penerima manfaat program BLTdi 11 kecamatan. Bahkan di Kecamatan Bangkala dan Kecamatan Binamu tidak ada KK miskin ekstrem (0 persen) penerima manfaat BLT berdasarkan sampel monitoring. Nilai rata-rata aksesibilitas KK miskin ekstrem (27 sampel KK) terhadap pelayanan program BLT, yaitu 20,26 persen.
Diketahui, ada 19,29 persen (27 sampel KK miskin ekstrem) yang menyerap program BLT dari keseluruhan sampel monitoring (140 KK) di Kabupaten Jeneponto.