Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Potret Kemiskinan Ekstrem sebagai Jejak: Teks dan Wawancara (3)

14 Desember 2023   14:55 Diperbarui: 28 Desember 2023   05:12 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelayanan program bantuan sosial (Bansos) di Kabupaten Jeneponto secara rutin diperuntukkan kepada KK miskin ekstrem melalui Program Keluarga Harapan (PKH). Konstribusi PKH terhadap KK miskin ekstrem dengan jumlah nilai capaian kinerja program sebesar 62 KK atau 44,29 persen dari keseluruhan sampel 140 KK. 

Ini angka yang cukup besar yang diharapkan mampu meningkatkan aksesibilitas keluarga miskin terutama kriteria miskin ekstrem terhadap pelayanan PKH.

Kenyataannya, PKH tidak cukup signifikan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan rumah tangga/keluarga miskin ekstrem karena program bantuan tersebut bertujuan untuk mengurangi beban hidup, termasuk beban pengeluaran keluarga miskin ekstrem. Setiap PKH, misalnya dalam bentuk bantuan uang tunai senilai Rp 300.000 atau Rp 150.000 per bulan yang diterima oleh KK miskin ekstrem tidak mampu meningkatkan pendapatan.

Apalagi pekerjaan/mata pencaharian KK miskin ekstrem adalah buruh tani atau buruh bangunan. Kehidupan buruh tani dan buruh bangunan berada pada taraf subsistensi (subsistence level), yaitu taraf konsumsi atau belanja keluarga miskin (ekstrem) sekadar untuk bertahan hidup satu hari, sebulan hingga setahun. Keluarga miskin ekstrem pada taraf subsistensi emoh dengan mimpi dan hasrat untuk belanja besar-besaran. 

Sikap KK miskin ekstrem dan anggota keluarganya paling penting bagaiman bisa hidup hari ini dan membiarkan waktu berjalan begitu saja untuk kebutuhan hari esok. Bagaimana bisa rumah tangga miskin ekstrem berbelanja di hari esok, sedangkan hari ini saja sudah di bawah pas-pasan atau begitu susahnya dengan hanya mengandalkan Rp 150.000 per bulan. Itu pun mereka menerima PKH sekali dalam dua atau tiga bulan.

Dari 62 sampel KK miskin ekstrem, terdapat 4,29 persen atau 6 (enam) KK miskin ekstrem yang mengalami kondisi “jalan di tempat” atau “tidak berubah” (stationary) selama sepuluh hingga sebelas tahun lamanya menerima PKH dan BPNT. Keenam KK miskin ekstrem tersebut belum beranjak dari sebuah lingkaran setan kemiskinan (vicious circle of poverty), sekalipun sudah bertahun-tahun menerima atau berbelanja melalui PKH dan program bantuan sosial pemerintah lainnya.

Adapun keenam KK miskin ekstrem yang menerima PKH selama sepuluh tahun hingga sebelas tahun berdasarkan hasil monitoring yang belum mampu keluar dari belenggu kemiskinan, yaitu:

1) Cici menerima PKH dengan jenis bantuan uang tunai senilai Rp 800.000 per tiga bulan.

2) Mangung Dg Tompo menerima PKH dengan jenis bantuan uang tunai senilai Rp 900.000.

3) Jufri Raga menerima PKH dengan jenis bantuan uang tunai senilai Rp 150.000 (per dua bulan).

4)  Saniba menerima PKH dengan jenis bantuan uang tunai senilai Rp 500.000 (per tiga bulan).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun