Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tidak Ada Kisah Reformasi dalam Kenetralan Peristiwa

3 Mei 2023   13:15 Diperbarui: 1 Januari 2024   07:33 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai bagian dari dunia dan kehidupan kita, sifat alami masih bertahan. Dalam sebagian pemikiran dan kehidupan, kita dapat memperhatikan kebebasan yang cacat alami berubah menjadi buaian 'kekerasan'. Homo intellectus yang teguh akan memperingatkan tentang bahaya besar dari tipu muslihat di balik kesadaran massa. 

Secara khusus, kesadaran massa dibayangkan seperti seonggok daging yang digerakkan oleh obyek lain. Setiap penekanan dari kesadaran ke ketidaksadaran hanya membebani di atas beban kebebasan bertumpuk atas nama perubahan.

Apakah kebenaran benda atau bukan, itu bukan cerita menarik dalam konsep bulan madu sang sutradara film komedi? Seandainya perubahan seperti sebuah meja yang terbuat dari serbuk bersifat lemah dari tekanan dan rapuhnya kekerasan.

Suatu bayang-bayang dan cahaya yang disengaja dirancang untuk perubahan dalam suatu pengintaian, penyelaman,0 dan perekaman atas gaya, gelombang dan percikan cahaya kilat dan menghancurkan ilusi dan mimpi buruk dari kekerasan. Boleh jadi, kejahatan disembunyikan dari kebenaran tentang kekerasan.

Bentuk atau manifestasi kekerasan nampak absurd seperti dalam sebuah kehangatan anggur, yang membangkitkan dunia indera bukan sebuah esensi, melainkan permainan tanda. Humor-humor maupun syaraf-syaraf perangsang yang tajam di balik rahasia mata indera. 

Pikiran-pikiran dikorbankan melalui selera pada parfum atau busana. Segalanya akan menjadi aura kekerasan.

Semuanya mengacu pada sesuatu yang di luar pikiran. Produksi ingatan, tidak bertentangan respons-respons birahi, karena ingatan memerlukan suatu lompatan: manusia seringkali melebihi birahinya sendiri. 

Sensasi yang pincang ditandai akumulasi rasa haus, lapar, mengantuk, istirahat dan kebutuhan seks. Kita sangat gelisah jika suatu saat nanti terjadi kekerasan seksual.

Kita mesti banyak belajar pada peristiwa kemandekan atau kekuatan sensual modern (yang dipelopori oleh akhir dari nalar). Ingatan tidak tertidur dalam tidur bersama teks mimpi panjang. 

Setiap realitas terjebak oleh perubahan masa. Dalam kontradiksi yang ringan, dari kekaburan dan kecerahan ingatan, ingatan sering tertidur saat terjaga melampaui mimpi, dimana ingatan sebagai tanda kelahiran kata-kata yang sama sebelum diartikulasikan. 

Kontradiksi kegelapan dan cahaya di balik kekerasan. Kita yakin tentang obyek kamera menyajikan kekerasan demi kekerasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun