Mohon tunggu...
Erick M Sila
Erick M Sila Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Menulis adalah mengabadikan diri dalam bentuk yang lain di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Konsep dan Deskripsi dalam Dokumen Gereja "Dei Verbum"

25 Juli 2024   15:12 Diperbarui: 25 Juli 2024   15:15 1118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.katolisitas.org/konstitusi-dei-verbum/

Pentingnya Perjanjian Lama juga tercermin dalam liturgi Gereja, di mana bacaan-bacaan dari Perjanjian Lama disertakan dalam perayaan Ekaristi. Pendampingan ini menunjukkan kesinambungan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, serta memperkuat pemahaman umat akan keseluruhan rencana keselamatan Tuhan.

Secara keseluruhan, Perjanjian Lama merupakan bagian integral dan tak terpisahkan dari Kitab Suci. Melalui memahaminya, umat beriman dapat menghargai kasih dan kesetiaan Tuhan yang tak pernah berubah serta memperoleh hikmat untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya.

5.2. Penafsiran Kristen tentang Perjanjian Lama

Penafsiran Kristen tentang Perjanjian Lama memainkan peran penting dalam teologi dan spiritualitas Kristen. Perjanjian Lama dianggap sebagai landasan yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Baru, memberikan konteks historis, teologis, dan moral bagi ajaran-ajaran Yesus Kristus dan para rasul. Dalam perspektif Kristen, Perjanjian Lama mengandung nubuat-nubuat dan bayang-bayang (typology) tentang kedatangan Mesias yang terpenuhi dalam pribadi Yesus Kristus.

Gereja, melalui tradisi dan ajaran para Bapa Gereja, telah mengembangkan metode penafsiran yang melihat Perjanjian Lama melalui lensa Kristologis. Hal ini berarti bahwa banyak peristiwa, tokoh, dan ajaran dalam Perjanjian Lama ditafsirkan sebagai gambaran atau gambaran awal dari peristiwa, tokoh, dan ajaran dalam Perjanjian Baru. Sebagai contoh, pengorbanan Isaac oleh Abraham sering dianggap sebagai bayangan dari pengorbanan Kristus di kayu salib.

Penafsiran Kristen juga mencakup aspek moral dan spiritual yang terkandung dalam Perjanjian Lama. Hukum-hukum dan perintah-perintah yang diberikan dalam Perjanjian Lama dipandang sebagai panduan untuk hidup yang saleh dan berbakti, yang kemudian diperbaharui dan disempurnakan oleh Yesus dalam pengajaran-Nya. Dalam liturgi dan ibadah, teks-teks dari Perjanjian Lama dibaca dan direnungkan sebagai bagian integral dari perjalanan iman umat Kristen.

Dengan demikian, penafsiran Kristen tentang Perjanjian Lama bukan hanya sekedar membaca teks-teks kuno, tetapi memahami dan menghargai makna mendalam yang memiliki relevansi abadi dalam kehidupan iman Kristen. Ini menegaskan bahwa Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tidak berdiri sendiri-sendiri tetapi saling melengkapi dalam rencana keselamatan Allah.

6. Perjanjian Baru

Perjanjian Baru merupakan bagian integral dan krusial dalam Kitab Suci Kristiani yang mencakup catatan tentang kehidupan, ajaran, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus. Ini juga mencakup kegiatan dan ajaran para Rasul, serta visi masa depan yang diilhamkan kepada Yohanes dalam kitab Wahyu. Perjanjian Baru terdiri dari 27 buku yang dibagi menjadi beberapa kategori utama, termasuk Injil, Kisah Para Rasul, Surat-surat Paulus, Surat-surat Umum, dan Kitab Wahyu.

Perjanjian Baru tidak hanya memberikan panduan spiritual tetapi juga membentuk dasar teologi dan doktrin Kristen. Buku ini dianggap sebagai penggenapan dari Perjanjian Lama, dimana nubuat-nubuat Mesianik yang terdapat dalam Perjanjian Lama menemukan realisasi dalam diri Yesus Kristus. Dengan demikian, Perjanjian Baru memainkan peran sentral dalam upaya Gereja untuk mempertahankan kontinuitas serta kesatuan kesaksian antara keduanya.

Secara historis, Perjanjian Baru ditulis dalam rentang waktu sekitar abad pertama Masehi, dan telah melalui proses kanonisasi yang ketat oleh para Bapa Gereja untuk memastikan otentisitas dan keabsahannya. Proses ini memastikan bahwa teks-teks yang termasuk dalam kanon mencerminkan ajaran yang benar dan diilhami oleh Roh Kudus. Oleh karena itu, Perjanjian Baru tidak hanya dipandang sebagai dokumen sejarah, tetapi juga sebagai Firman Allah yang hidup, yang relevan sepanjang zaman dan memberikan petunjuk bagi kehidupan beriman umat Kristen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun