Ketiga, Gereja menggarisbawahi perlunya penafsiran dalam terang iman, arti bahwa penafsiran Kitab Suci tidak dapat dipisahkan dari ajaran dan tradisi gerejawi. Oleh karena itu, para penafsir harus memperhatikan ajaran Magisterium Gereja sebagai pedoman dalam menafsirkan teks-teks suci.
Akhirnya, Dei Verbum menekankan pentingnya doa dan bimbingan Roh Kudus dalam proses penafsiran. Tanpa bimbingan Roh Kudus, pemahaman manusia mungkin tidak mencapai kedalaman dan keutuhan makna ilahi yang terkandung dalam Kitab Suci.
5. Perjanjian Lama
Perjanjian Lama, sebagai bagian integral dari Kitab Suci, menempati posisi penting dalam tradisi dan keyakinan Kristiani. Perjanjian Lama terdiri dari serangkaian kitab yang beragam, yang tidak hanya mencakup sejarah dan hukum, tetapi juga puisi, nubuat, dan kebijaksanaan. Sebagai teks-teks yang diilhami, Perjanjian Lama memberikan wawasan yang mendalam mengenai hubungan Tuhan dengan manusia sebelum kedatangan Kristus.
Perjanjian Lama secara keseluruhan memegang peran sentral dalam menyiapkan dasar teologis untuk pengajaran dan praktek Perjanjian Baru. Kitab-kitab ini mengandung janji-janji dan nubuatan yang digenapi dalam diri Yesus Kristus. Oleh karena itu, memahami Perjanjian Lama sangat penting untuk memahami konteks dan misi Sang Juru Selamat dalam Perjanjian Baru.
Lebih lanjut, Perjanjian Lama memberikan panduan moral dan etis yang abadi. Melalui kisah-kisah seperti Penciptaan, Keluaran, dan kehidupan para nabi, umat beriman diajak untuk memahami kehendak Tuhan dan merespons dengan kesetiaan dan ketaatan. Riwayat perjalanan bangsa Israel juga menjadi pelajaran tentang kesetiaan Tuhan, di mana perjanjian-perjanjian yang dibuat dengan para leluhur seperti Abraham, Musa, dan Daud menunjukkan hubungan dinamis antara Tuhan dan umat-Nya.
Dengan demikian, studi mendalam tentang Perjanjian Lama menjadi sarana untuk menghargai kebesaran Tuhan serta rencana keselamatan yang diwahyukan secara progresif melalui sejarah suci. Semua ini menegaskan pentingnya Perjanjian Lama dalam kerangka keseluruhan iman Kristiani.
5.1. Pentingnya Perjanjian Lama
Perjanjian Lama memiliki peranan yang sangat penting dalam tradisi dan ajaran Gereja Katolik. Sebagai kitab suci yang mencatat sejarah hubungan Tuhan dengan umat manusia sejak awal penciptaan hingga masa menjelang kedatangan Kristus, Perjanjian Lama menawarkan wawasan mendalam tentang kehendak dan rencana keselamatan Allah.
Perjanjian Lama terdiri dari berbagai kitab yang mencakup hukum, sejarah, puisi, nubuat, dan hikmat. Melalui kitab-kitab ini, dinyatakan inspirasi ilahi yang mengarahkan umat manusia menuju pemahaman akan kehendak Tuhan dan persiapan bagi kedatangan Mesias. Oleh karena itu, Perjanjian Lama memegang posisi penting sebagai fondasi bagi pengajaran dan kehidupan iman Kristen.
Secara teologis, Perjanjian Lama memberikan gambaran tentang sifat Tuhan yang serba kuasa, adil, dan penuh kasih. Ini juga memperlihatkan bagaimana Tuhan berinteraksi dengan umat manusia, mengukuhkan perjanjian dengan tokoh-tokoh seperti Abraham, Musa, dan Daud. Janji-janji yang dibuat dalam Perjanjian Lama menemukan penggenapannya dalam kedatangan Yesus Kristus sebagai Mesias yang dinubuatkan.