"maksudmu ?"
"berjanjilah jangan kau temui Tiara dan Sita. Jangan kau sakiti hati mereka, kumohon, jangan kau acak-acak keluargaku," tatap mata Prama mengiba memohon ampun.
"kamu ketakutan ?"
"entahlah, Marieta. Entahlah,"
"percayalah, aku mencintaimu, Pram. Dan aku berjanji takkan menemui mereka,"
"sungguh ?"
"Pasti. Keseribu kalinya kubilang aku mencintaimu, Pram. Karena cintaku padamu janji itu pasti kutepati,"
Prama tersenyum. Marieta tertawa kecil. Cinta yang ganjil menggenggam takdir yang tak adil.
***
31 Desember 2009,
"Pa, lihat, Pa. Pembunuhan sadis lagi. Tega banget," Sita berdecak tak percaya sambil menunjukkan headline Koran.