“Waalaikum salam, Zahra. Bunda rindu sekali dengan mu.” Memelukku dengan lembut.
“Zahra juga rindu bunda, Ohiya dimana Ayah dan adik adik Bun?”
“Ada di dalam , yuk kita segera makan, pasti kamu sudah laparkan?”
“Hehehehe bunda tau aja deh, yuk Bun.”
Sudah seminggu aku berada di rumah. Aku duduk di kursi panjang dekat taman. Pikiranku tertuju pada satu nama yang selalu aku selipkan dalam doaku. Apa kabar dia?Dimana dia sekarang?. Ah, hatiku banyak sekali pertanyaan, tentang dirinya. Sudah hampir 3 tahun lebih aku tidak melihat dirinya dan mendengar kabarnya setelah kami berpisah.
"Zahra". Panggil seseorang dari belakang ku
"Eh iya, ada apa?" Jawabku dengan terkejut
"Besok ada rapat kepengurusan OSIS yang baru jam 10.30 bertepatan dengan mata pelajaran matematika, nah aku minta tolong kamu untuk kumpulin tugas teman-teman ya. Nanti bisa langsung kamu kasih ke ibu Retno. Minta tolong ya hehehe." Pinta suara itu.
"Ooh iya boleh kok." Aku mengiyakan dengan senang hati
Siapa juga yang bisa menolak suatu permintaan dari orang yang aku sukai. Iya, dia Fadhil ketua OSIS sekaligus teman dekat ku di kelas. Bisa-bisanya aku menyukai teman dekatku sendiri, lagian siapa juga yang tidak tertarik dengannya, orangnya pintar, rajin, baik, ganteng pula. Hanya saja dia tidak suka kepadaku.
"Ra besok kamu sibuk tidak?" Tanyanya