"Ah, pasti dia tidak pernah cerita padamu, ya....Begitulah Alexa. Aku sempat heran. Mengapa ia mengikuti jejakku menjadi Polisi. Padahal menurutku, ia lebih pantas menjadi seorang artis."
Â
***
Angin bulan November hampir berakhir. Aroma bulan baru pun mulai merebak.
Di sebuah kafe, di sudut Alun-Alun Kota Malang, aku dan Alexa menghabiskan senja yang sebentar lagi menghilang.
"Oh, ya, aku telah memesan minuman favoritmu, Al," ujarku riang.
"Hei, jangan bilang kau memesan white frappe ya...." ia tertawa.
"Tentu saja tidak! Kau kan sekarang bukan Rheinara lagi...." Aku menggodanya.
"Oh, ya, Rheinara, bagaimana keadaan dia?" Alexa menatapku serius.
"Rheinara akan baik-baik saja. Ada cinta Nugie yang selalu menjaganya...." aku membalas tatapannya. Alexa mengangguk. Wajah cantiknya tersenyum.
Ah, senyum itu, seolah menyindirku."Kau juga akan selalu menjagaku dengan cintamu kan, Ran?"