"Mamaku..."
      "Mamamu kenapa?"
      "Sejak aku mulai bolos dari Primagama, mama mulai curiga, dan setelah  dia mencerca Pak Jono dengan pertanyaan-pertanyaaan seputarku akhirnya  mama tahu kalau aku menjalin hubungan denganmu Sil..."
      "Apa mamamu nggak mau kita pacaran?"
      "Mama bukannya nggak merestui kita Sil... dulu mama nggak pernah  melarangku berpacaran, bahkan mama selalu tersenyum ketika pacarku  menelpon kerumah. tapi dengan kamu Sil...." Kevin menghentikan  kata-katanya, air matanya tak tahan lagi untuk dibendung. Laki-laki yang  ia kenal perkasa itu kini duduk dihadapannya dengan air mata yang  berurai. Sisil meraih Kevin dan memeluknya. Air mata yang terus mengalir  dipipi Kevin membasahi jilbab dan dadanya.Â
      "Kenapa Vin?... Kenapa mamamu menentang hubungan kita Vin? Padahal mamamu  sebelumnya tak pernah menentang hubunganmu dengan gadis lain. Kenapa  Vin?" Mata sisil yang tak kuasa menahan air matanya.
      "Denganmu Sil... mama melarangku untuk menemuimu, mama mengancamku untuk  mengirimku keluar negeri jika terus berhubungan denganmu, bahkan mama  sudah mulai berani menamparku ketika aku membelamu"
      "Kenapa Vin? Kenapa mamamu melarang? Apakah aku hanya orang yang tak punya?"
      "Bukan Sil... bukan karena itu. Tapi sejak aku menjalin cinta denganmu  aku mulai tak aktif di gereja" bagaikan petir yang menyambar telinga,  Sisil terhentak dan melemparkan pelukannya mendengar jawaban yang  mengagetkan itu. Sisil mengatupkan kedua telapak tangan dibibirnya  menahan isak yang hampir meledak. Air matanya mengalir deras diiringi  gelegar petir yang menyambar dan membawa derasnya hujan.Â
      "Maafkan aku Sil..." Kevin berusaha merajuk
      "Maafkan aku yang tak pernah berterus terang padamu Sil..." Sisil  berusaha menghindar dan menjauh lalu berlari masuk kekamarnya, tak  dihiraukan Kevin yang memanggil-manggil: