"He-eh," angguk gadis itu dengan mata berbinar-binar. Dijedahinya lima detik cerocosannya untuk menyeruput jus apel pesanannya. "Bersamaan dengan mekarnya sakura, di bawah-bawah pohon sakura biasanya telah pula muncul bunga-bunga kecil berwarna kuning yang menambah cantik suasana. Di Taman Ueno, tidak jauh dari stasiun kereta Ueno, sakura malah tumbuh menakjubkan. Sewaktu Fifa World Cup 2002, saya sempat mampir ke sana. Transportasi ke sana juga tidak sulit. Karena dari stasiun Ueno ini memang ada kereta langsung ke Narita. Kalau di 'Imperial Park' pengunjung tidak boleh menggelar tikar untuk piknik dan makan, di Ueno hampir semua pengunjung datang justru untuk piknik. Tidak perlu kuatir seandainya lupa membawa bekal makanan dari rumah. Cukup banyak kedai kecil di sekitar Ueno yang menjajakan o-bento untuk di makan di Ueno."
"O-bento?"
"Itu sejenis makanan dalam kotak." Ruki menjelaskan antusias. "Hampir semua orang Jepang tidak pernah melewatkan kesempatan setahun sekali berpiknik di bawah naungan sakura. Orang Jepang menyebut kegiatan itu sebagai hana-mi, yang secara harfiah berarti menonton bunga. Sekalipun bunga sakura sudah mulai mekar pada akhir Maret, biasanya baru pada minggu kedua April diselenggarakan festival sakura. Setiap acara festival, masyarakat Jepang selalu memadati taman-taman maupun tempat-tempat bunga sakura itu tumbuh."
"Wah, heboh sekali, dong?"
"Sudah pasti. Terus, ada pula tradisi di kalangan para petani Jepang, yaitu melakukan upacara minum sake di bawah naungan kanopi bunga sakura. Upacara ini bertujuan untuk mengharapkan hasil panen yang baik pada tahun berikutnya." Ruki masih bercerita panjang-lebar. "Eh, mungkin mirip dengan kegiatan kultural orang-orang Sulawesi Selatan di Indonesia jika habis menuai padi. Kalau tidak salah namanya 'Lappo Ase'. Kira-kira berarti Panen Raya."
"Wah, kamu masih ingat budaya Bugis-Makassar, ya?"
"Sedikit, sudah lupa-lupa ingat." Ruki mengerutkan dahinya. "Orang Jepang juga percaya, pohon sakura merupakan tumbuhan suci yang menyimbolkan hubungan antara Tuhan dan manusia. Karena itu, melakukan hana-mi juga merupakan ritual keagamaan. Yang jelas, ketika menyaksikan keindahan sakura, orang tidak mungkin menyangsikan keagungan Tuhan."
"Oya? Ternyata bunga sakura memiliki banyak makna, ya?"
"Kalau bicara mengenai bunga sakura, pasti tidak ada habisnya," ulas Ruki bangga. "Sakura memang bunga yang sangat dicintai dan dibanggakan masyarakat Jepang. Bahkan menjadi simbol nasional bangsa kami. Para pejabat pemerintah dan diplomat Jepang misalnya, sering menggunakan lambang sakura sebagai label pin pada jas mereka. Bunga sakura juga menjadi desain yang muncul dalam berbagai kerajinan khas Jepang. Seperti pada kimono, tatami, kipas, cangkir, dan lain-lain."
"Duh, saya jadi ngiler ke Jepang." Sarwana berujar dengan mimik memelas.
"Oh ya, lalu obsesimu bagaimana, dong?"