"Justru karena itulah saya nguber kamu. Sekadar untuk berbagi rasa...."
"Hei, jangan anggap saya ini biro curhat tempat penampungan unek-unekmu. Arigato atas kepercayaan kamu terhadap saya. Persoalan saya sendiri saja tidak beres-beres...."
Gadis itu tersenyum mendengarkan gurauan Sarwana, cowok kenalan barunya di dalam ruangan kafe. Ada sepasang lesung yang menyembul di sudut bibirnya. Indah seperti bunga sakura. Sarwana memandangnya kagum. Keluwesan gadis itu memikat hatinya. Menebarkan pesona yang jarang didapatinya dari serangkaian persahabatannya dengan gadis lain.
"Astaga, kita belum kenalan!" Gadis berdagu lancip itu menepuk kepalanya pelan. "Padahal, sudah sok akrab begitu...."
"Sarwana Parawangsa." Sarwana mengangsurkan telapak tangan kanannya ke arah gadis itu. "Status masih bujangan, sekarang sudah men-'duda' lagi karena baru saja ditinggal pacar."
Gadis itu menjabat tangan yang diangsurkan ke bawah perutnya. "Saya Ruki. Ruki Hirosue. Asal Narita. Pelajar. Status, gadis beranak satu."
"Hah, maksudmu apa sih?!" Sarwana ternganga dengan rupa bingung. "Kamu gadis tapi sudah punya anak? Maksudmu, kamu janda...."
"Hihihi. Maksud saya, saya ini gadis yang memiliki satu anak kucing betina yang bernama Mimi Hirosue."
Sarwana terbahak. "Asal! Kamu nakal, ya?" serunya sembari menjawil pipi gadis itu tanpa sadar.
"Eh, kamu kok ngerti bahasa Jepang, sih?"
"Saya pernah kursus di Jakarta."