Mata sipit gadis itu sertamerta membola. Cowok yang dicari-carinya berdiri tepat di hadapannya. "Oups...."
"Hey, what are you looking for?"
"Nothing,"Â balas gadis berkulit putih itu, lalu mencacahnya dengan pertanyaan secepat peluru. Dia tidak ingin kehilangan orang yang sedari tadi dicari-carinya itu. "Exused me. Where are you come from?"
"I'm stay here."
"Oya? Rupanya kamu orang Indonesia. Saya sangka kamu dari Puerto Rico."
"Hei, Anda bisa berbahasa Indonesia?"
"Sedikit. "
"Bagus. Jadinya, kita bisa berkomunikasi dengan lancar. Maaf ya kalau bahasa Jepang saya masih kaku. Daripada keseleo, mendingan saya berbahasa Indonesia saja. Anda setuju, kan?"
"Sure. Eh, jangan formil begitu, dong. Saya jadi risih, nih."
"Oke, oke. Saya lihat, sedari tadi kamu mutar-mutar di ruangan kafe. Cari siapa? Sori ya, atas kejadian tadi. Mungkin baju kamu basah kena tumpahan minuman."
"Tidak. Justru, sayalah yang seharusnya minta maaf karena menabrak dan menumpahkan minuman kamu. Eh, kenapa kamu tidak marah, sih? Saya jadi penasaran dan mencari-cari kamu ke sana kemari seperti cacing kepanasan. Saya mau minta maaf sekali lagi."