“Yang artinya, rasa makanan belum tentu enak dan sesuai standar….,”lanjut Mirza.
“Hiihiii, kamu tega memperlakukan gurumu jadi kelinci percobaan ya?” seloroh Nut, mendekati Mirza, yang sedang membaca resep soto ayam dari sebuah situs internet dalam bahasa Inggris itu. Berdesir dada Mirza dienggol Nut tanda sengaja.
“Iya, maaf, ya Kru Nut. Saya menempuh segala daya upaya untuk bisa membalas kebaikan Kru Nut…dan agar….”
“Agar bisa ketemu saya dan bersama saya, ‘kan?” sambung Kru Nut, sengaja menyenggol Mirza dengan gerak tubuhnya.
“Ah, guilty! Jadi ketahuan saya punya hidden agenda…,” ujar Mirza.
“Hm, begitu ya?” Nut berbalik menatap Mirza. “Kamu polos, orisinal dan lucu. Aku suka itu. Aku jadi ingin tahu, malam terakhir kursus itu, aku lihat kamu tak suka Olivier membonceng aku?” tanya Nut tiba-tiba. Mirza tak berani menatap Nut.
“Ya, saya sedih saja ditinggalkan begitu saja. Kan saya juga muridnya Kru Nut?” kata Mirza.
“Ada yang lain? Rasa yang lain?” Kru Nut tersenyum kecil.
“Ada”
“Apa itu?”
“Cemburu kecil!”