Kru Suay Mak (8) bisa dibaca di sini
“Hai, Mirza. Kau bilang mau ngajari aku masakan Indonesia di dapur penginapa Tuptim? Apakah tawaran itu masih berlaku. Hari ini aku libur ngajar seharian. Masih mau ngajari aku masak? Aku yang beli bahan-bahannya, ya?”
Itu sms Nut. Berbunga hati Mirza.
“Tentu saja! Saya bisa jemput Kru Nut di mana?” balas Mirza.
“Tak perlu. Saya yang ke tempat kamu. Aku tahu di mana Tuptim Inn. Kamu tunggu aku di lobby ya, sejam lagi!”
“Wow! Yes!” Mirza mengentakkan tangan; senang bukan alang kepalang. Ia urung masuk ke travel agent dan langsung bermotor pulang, menunggu Nut di Tuptim Inn.
Nut datang lebih awal. Perlahan ia memarkir motor di depan pintu resepsionis Tuptim Inn. Dang menatap perempuan yang baru datang di pelataran parkir ini dengan takjub. Perempuan Thai yang cantik matang, berambut panjang, dengan celana jeans pendek di atas lutut dan kaos katun ketat menempel di tubuh. Wajah dan raga perempuan ini bikin iri, pikir Dang.
“Sawadi kaa, Pi. Ada yang bisa saya bantu?” tanya Dang menyambut.
“Sawadi kaa. Saya mau ketemu tamu peningapan ini, pemuda Indonesia, namanya Mirza,” kata Nut.