“Ah, dai ka! Sebentar saya telepon kamarnya,” kata Dang.
“Mai pen rai. Tak usah repot. Saya tunggu di bangku itu saja. Saya datang terlalu awal,” kata Nut.
“Oh, okay, ka. Silakan tunggu!”
Sejenak kemudian Mirza muncul di lobby. Menatap Nut sama takjubnya dengan Dang. Baru beberapa detik kemudian ia sadar terlalu lama ia menatap Nut.
“Hai, Kru Nut. Apa kabar? Sori, nunggu lama ya?” sapa Mirza.
“Nggak, saya baru datang, kok!”
Dang masih berdiri di atara Nut dan Mirza.
“Dang. Kenalkan ini Kru Nut, guru bahasa Thai saya,” ucap Mirza.
“Kru Nut yang kau ceritakan itu?” ujar Dang.
“Yup!”
“Cakep banget!” desis Dang di telinga Mirza. Dang membuat gerakan hormat dengan menangkupkan kedua tangan di depan dada, dan dibalas dengan cara yang sama oleh Nut.