Mohon tunggu...
Dwika Erfa Dianshah
Dwika Erfa Dianshah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

NAMA : Dwika Erfa Dianshah NIM : 41521010074 DOSEN : Prof Dr Apollo, M.Si.Ak,CA,CIBV,CIBV, CIBG JURUSAN : Teknik Informatika Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aplikasi Pemikiran Panopticon Jeremy Bentham dan Kejahatan Struktural Menurut Giddens Anthony

29 Mei 2023   21:39 Diperbarui: 29 Mei 2023   21:44 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kejahatan Struktural, Dok. Pribadi

Faktor-faktor struktural yang berkontribusi pada kejahatan sangatlah beragam dan kompleks. Dalam konteks ini, saya akan menjelaskan beberapa faktor utama yang memiliki peran signifikan dalam mempengaruhi terjadinya kejahatan. Harap dicatat bahwa daftar ini tidaklah lengkap dan masih banyak faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi kejahatan.

1. Ketimpangan Ekonomi dan Sosial: Ketimpangan ekonomi dan sosial yang tinggi cenderung menjadi faktor utama dalam meningkatnya tingkat kejahatan. Ketidakadilan dalam distribusi kekayaan, pendapatan, dan kesempatan menciptakan kesenjangan sosial yang signifikan antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Kelompok yang terpinggirkan dan tidak memiliki akses yang memadai terhadap sumber daya dan kesempatan sering kali rentan terhadap kejahatan. Ketimpangan ekonomi juga dapat memicu rasa ketidakpuasan dan frustrasi, yang mendorong individu untuk mencari cara-cara ilegal untuk memperoleh keuntungan.

2. Lingkungan Fisik dan Perumahan: Lingkungan fisik dan kualitas perumahan juga dapat berperan dalam mendorong terjadinya kejahatan. Daerah dengan infrastruktur yang buruk, kepadatan penduduk yang tinggi, dan kurangnya akses terhadap fasilitas dan layanan publik sering kali menjadi lingkungan yang rentan terhadap kejahatan. Ketidaknyamanan dan ketidakamanan dalam lingkungan tersebut dapat mempengaruhi tingkat kejahatan dan kriminalitas di daerah tersebut.

3. Pendidikan dan Ketidakhadiran Sekolah: Kurangnya akses terhadap pendidikan berkualitas dan tingkat ketidakhadiran sekolah yang tinggi juga dapat berkontribusi pada terjadinya kejahatan. Pendidikan yang tidak memadai atau kurangnya kesempatan pendidikan dapat membatasi peluang individu untuk mencapai keberhasilan ekonomi dan sosial. Hal ini dapat menyebabkan frustrasi dan alienasi yang memicu keterlibatan dalam kegiatan kejahatan.

4. Kesenjangan Etnis dan Diskriminasi: Kesenjangan etnis, rasial, dan diskriminasi sistemik juga memiliki dampak signifikan pada terjadinya kejahatan. Ketidakadilan dalam sistem peradilan pidana, penganiayaan rasial, dan diskriminasi dalam akses terhadap layanan publik atau kesempatan kerja dapat menciptakan ketidakpuasan dan kemarahan di antara kelompok-kelompok tertentu. Ini dapat memicu tindakan kejahatan sebagai bentuk perlawanan atau ketidakadilan yang dirasakan.

5. Ketidakstabilan Politik dan Konflik Sosial: Ketidakstabilan politik, konflik sosial, dan kekerasan juga dapat berperan dalam meningkatkan tingkat kejahatan. Ketidakstabilan politik sering kali menciptakan situasi ketidakpastian dan kelemahan dalam penegakan hukum, yang memungkinkan kegiatan kriminal berkembang subur. Konflik sosial dan perang sipil juga dapat memicu peningkatan kejahatan karena adanya kerusakan infrastruktur, pengungsi atau orang yang terlantar, dan kelompok bersenjata yang menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan politik atau ekonomi mereka.

6. Kemiskinan dan Pengangguran: Kemiskinan dan pengangguran adalah faktor-faktor yang sering dikaitkan dengan tingkat kejahatan yang tinggi. Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, perumahan, dan pendidikan dapat mendorong individu untuk mencari cara-cara ilegal untuk memperoleh kebutuhan tersebut. Pengangguran juga dapat mempengaruhi tingkat kejahatan, karena kurangnya pekerjaan dapat menciptakan ketidakpuasan, frustrasi, dan kesempatan yang terbatas.

7. Kelemahan Sistem Hukum dan Penegakan Hukum: Kelemahan dalam sistem hukum dan penegakan hukum juga dapat menjadi faktor yang berkontribusi pada kejahatan. Korupsi di dalam sistem peradilan pidana, ketidakmampuan untuk memberikan akses keadilan yang setara bagi semua individu, serta ketidakefektifan dalam penegakan hukum dapat menciptakan iklim di mana kejahatan tidak ditindaklanjuti secara memadai, dan pelaku kejahatan merasa bebas untuk beroperasi.

Contoh-contoh Kejahatan Struktural

Menurut Giddens Anthony, kejahatan struktural terjadi sebagai akibat dari ketidakadilan dan ketimpangan struktural dalam masyarakat. Berikut adalah beberapa contoh kejahatan struktural yang dapat dijelaskan dalam pandangan Giddens:

1. Kejahatan Korporasi: Kejahatan korporasi adalah contoh yang menonjol dari kejahatan struktural. Giddens mengamati bahwa dalam struktur ekonomi yang tidak adil, perusahaan-perusahaan besar dapat melakukan kejahatan seperti penipuan, pencucian uang, manipulasi pasar, dan penyelewengan sumber daya alam. Hal ini terjadi karena ketimpangan kekuatan dan akses terhadap sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan tersebut, yang memungkinkan mereka untuk melanggar hukum dengan dampak sosial yang signifikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun