Mohon tunggu...
Dwika Erfa Dianshah
Dwika Erfa Dianshah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

NAMA : Dwika Erfa Dianshah NIM : 41521010074 DOSEN : Prof Dr Apollo, M.Si.Ak,CA,CIBV,CIBV, CIBG JURUSAN : Teknik Informatika Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aplikasi Pemikiran Panopticon Jeremy Bentham dan Kejahatan Struktural Menurut Giddens Anthony

29 Mei 2023   21:39 Diperbarui: 29 Mei 2023   21:44 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kejahatan Struktural, Dok. Pribadi

Why: Pentingnya Pemahaman terhadap Aplikasi Pemikiran Panopticon

Pemahaman terhadap aplikasi pemikiran Panopticon sangat penting dalam konteks masyarakat modern yang semakin terhubung dan terpapar teknologi. Konsep pengawasan yang terus menerus memiliki potensi pengaruh yang besar terhadap perilaku individu dan dinamika sosial. Konsep ini memunculkan pertanyaan tentang privasi, kebebasan individu, dan penggunaan data dalam masyarakat modern. Dengan menganalisis aplikasi pemikiran ini, kita dapat lebih kritis dalam mengevaluasi dampak sosial, etika, dan konsekuensi penggunaan teknologi dan pengawasan.

Pertama, dengan adanya kemajuan teknologi dan ketersediaan data yang melimpah, pengawasan telah menjadi lebih luas dan intensif. Organisasi dan pemerintah dapat mengumpulkan dan menganalisis data dengan mudah, yang memungkinkan pemantauan yang lebih efektif. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana konsep Panopticon dapat diterapkan dalam pengawasan modern agar dapat melindungi privasi dan kebebasan individu.

Kedua, pemahaman terhadap aplikasi pemikiran Panopticon membantu mengidentifikasi risiko penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran privasi. Dalam konteks pengawasan yang berlebihan, ada potensi untuk penyalahgunaan kekuasaan oleh pihak berwenang atau institusi. Dengan memahami aplikasi pemikiran Panopticon, kita dapat lebih kritis dan waspada terhadap praktik-praktik yang melanggar hak-hak individu.

Ketiga, pemahaman ini juga penting untuk menginformasikan pembuatan kebijakan yang seimbang antara keamanan dan privasi. Keputusan kebijakan terkait pengawasan harus mempertimbangkan hak-hak individu dan memastikan keseimbangan yang tepat antara perlindungan masyarakat dan kebebasan individu. Dengan pemahaman yang baik tentang aplikasi pemikiran Panopticon, kebijakan yang lebih transparan, adil, dan efektif dapat dirumuskan.

How: Penerapan Konsep Panopticon dalam Konteks Modern

Penerapan pemikiran Panopticon dalam konteks modern membutuhkan pendekatan yang bijaksana, berwawasan masa depan, dan berwawasan etis. Hal ini melibatkan pertimbangan tentang privasi, kebebasan individu, penyalahgunaan kekuasaan, dan kesejahteraan mental. Penerapan yang tepat dan seimbang dari konsep ini dapat membantu kita menciptakan sistem pengawasan yang menghormati hak-hak individu dan mendorong keamanan yang efektif dalam masyarakat modern. Berikut ini beberapa contoh kasus dari penerapan konsep Panopticon dalam Konteks Modern:

1. Pengawasan dan Keamanan: Konsep Panopticon diterapkan dalam bidang keamanan dan pengawasan modern, seperti penggunaan CCTV dan alat pelacakan digital. Meskipun tidak ada pengawasan langsung, persepsi pengawasan konstan menciptakan efek pengendalian.

2. Pendidikan: Konsep panoptikon diterapkan dalam sistem pendidikan, terutama dalam pembelajaran daring. Platform pembelajaran online menciptakan rasa pengawasan yang konstan, yang dapat mempengaruhi motivasi dan perilaku siswa dalam belajar.

3. Dunia Kerja dan Manajemen: Prinsip panoptikon diterapkan dalam manajemen untuk meningkatkan kinerja karyawan. Dengan rasa pengawasan konstan, karyawan cenderung mematuhi aturan dan meningkatkan produktivitas.

4. Media Sosial dan Pemantauan Digital: Konsep panoptikon terkait dengan penggunaan media sosial dan praktik privasi. Pengguna merasa terus-menerus diamati dan dinilai oleh orang lain, yang dapat memiliki dampak psikologis dan sosial kompleks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun