Penilaian Nyata (Authentic Assesment)
Penilaian merupakan prosedur pengumpulan data yang memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran Umum Perkembangan Pembelajaran Untuk menjamin pembelajaran yang efektif, guru harus terlebih dahulu memahami siswanya. Penilaian tidak terbatas pada akhir sesi atau masa sekolah. Evaluasi hendaknya berkesinambungan atau dihubungkan dengan kegiatan pembelajaran.
Guru sering melakukan metode pembelajaran biasa.Saat ini, fokusnya adalah pada pengembangan intelektual, sehingga instrumen evaluasi seperti tes masih terbatas.Tes menunjukkan sejauh mana siswa telah menguasai konten.CTL menekankan pengembangan semua kualitas, tidak hanya kemampuan intelektual, Â untuk keberhasilan pembelajaran. Â Menilai keberhasilan melibatkan hasil pembelajaran (misalnya hasil tes) dan proses pembelajaran melalui penilaian yang tulus.
Konstruktivisme adalah konsep dasar dalam filsafat pendidikan. Konstruktivisme adalah landasan filosofis yang berpendapat bahwa pengetahuan dibangun secara bertahap oleh manusia dalam lingkungan yang terbatas, bukan terjadi sekaligus. Teori konstruktivisme mengartikan pembelajaran sebagai suatu proses aktif dimana siswa membangun konsep dan pengetahuan baru berdasarkan data. Merancang dan mengelola proses pembelajaran harus membantu siswa untuk mengatur pengalaman pribadi mereka menjadi pengetahuan yang berguna.
Ide konstruktivisme menyarankan agar siswa menciptakan pengetahuannya sendiri. Pengetahuan bukan sekadar mengingat fakta, konsep, atau aturan. Siswa harus mengembangkan pengetahuan dan memberikan makna melalui pengalaman dunia nyata. Siswa harus dilatih untuk memecahkan masalah, menghasilkan ide-ide yang berguna, dan mengkonstruksinya.
Menurut ideologi Konstruktivisme, pengetahuan bukan sekedar kumpulan fakta, konsep, atau aturan yang dapat dengan mudah dipertahankan. Pengalaman kehidupan nyata diperlukan bagi manusia untuk menghasilkan dan mengontekstualisasikan pengetahuan. Tujuan PembelajaranKonstruktivisme memandu proses pembelajaran, menekankan kreativitas, produktivitas, dan pemikiran kritis dalam situasi dunia nyata. Konstruktivisme berpendapat bahwa pengetahuan adalah produk konstruksi manusia. Manusia memperoleh pengetahuan melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman, dan setting. Pengetahuan sejati dapat diterapkan pada skenario dan peristiwa dunia nyata.
Pembelajaran kontekstual atau dikenal dengan Contextual Teaching and Learning (CTL) sangat dipengaruhi oleh pemikiran Mark Baldwin dan kemudian dikembangkan oleh Jeam Piaget. Aliran filosofis konstruktivisme berangkat dari pemikiran epistemologis Giambatista Vico yang selanjutnya mengatakan, "Tuhan adalah pencipta alam semesta, dan manusia adalah tuan atas ciptaannya." Vico mengartikan mengetahui sebagai mengetahui bagaimana membangun sesuatu. Seseorang menyatakan bahwa mereka tahu kapan mereka bisa menjelaskan. Vico berpendapat bahwa pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari individu yang memilikinya. Pengetahuan mengacu pada struktur konseptual pengamat.
 Landasan filosofis CTL adalah konstruktivisme, sebuah filosofi pembelajaran yang menekankan bahwa belajar lebih dari sekedar menghafal fakta, melainkan memperoleh informasi dan keterampilan baru berdasarkan pengalaman dunia nyata. Teknik ini selaras dengan konsep KTSP yang selama ini diterapkan. KTSP didirikan atas dasar pemikiran bahwa sejumlah kompetensi akan tumbuh secara progresif dan optimal apabila pembelajaran dilakukan secara kontekstual dan berkesinambungan, yaitu melalui pembelajaran berdasarkan keadaan kehidupan nyata. Untuk memahami pembelajaran kontekstual secara lebih utuh. Di Amerika, Center for Occupational Research atau COR membaginya menjadi lima Gagasan di bawah garis yang disingkat menjadi REACT adalah:
1. Pembelajaran hendaknya dimanfaatkan untuk menghubungkan pengetahuan baru yang perlu dipahami atau permasalahan yang perlu dipecahkan dengan situasi sehari-hari. Berhubungan adalah suatu jenis pembelajaran dalam lingkungan kehidupan nyata atau pengalaman asli.
2. Belajar melalui pengalaman terjadi ketika seseorang melakukan eksplorasi, penemuan, dan mencipta. Hal ini menunjukkan bahwa informasi yang diperoleh siswa berasal dari pembelajaran yang menekankan teknik berpikir kritis melalui siklus inguary.
3. Menerapkan adalah proses menerapkan pengetahuan pada situasi dan kebutuhan dunia nyata. Dalam kehidupan nyata, siswa menerapkan pengetahuan dan konsep untuk tuntutan hipotetis di masa depan.