Mohon tunggu...
Durrotus Shoimah
Durrotus Shoimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Inovasi Pembelajaran: Menerapkan Model Kontekstual untuk Meningkatkan Pemahaman

18 Mei 2024   11:40 Diperbarui: 18 Mei 2024   11:42 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Dia mengevaluasi jawaban dan teori potensial, mempertimbangkan konsekuensinya.

5. Dia menerapkan opsi yang menurutnya terbaik. Temuannya akan menentukan apakah solusinya tepat. Jika solusi suatu masalah salah atau tidak efektif, kita akan mencari alternatif pilihan sampai kita menemukan solusi terbaik. Solusi dari permasalahan tersebut terletak pada melakukan hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi kehidupan.

Menurut berbagai sudut pandang, pembelajaran CTL menuntut siswa untuk mengembangkan keterampilan intelektual, membangun pengetahuan sendiri, dan memecahkan masalah.  Guru berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran.  Dengan menumbuhkan kemandirian, siswa dapat mengembangkan kreativitas dan inovasinya dalam belajar.

Untuk menyelaraskan dengan konsep mendasar bahwa anak-anak memperoleh pengetahuan melalui konstruktivisme diri, guru harus menghindari mengajar hanya sebagai sarana menyampaikan informasi. Guru harus memandang siswa sebagai subjek yang unik untuk dipelajari. Siswa terlibat dan mampu menciptakan pengetahuan mereka sendiri. Guru harus memberikan siswa kesempatan untuk memeriksa dan menerapkan informasi dalam kehidupan sehari-hari.

Ada beberapa asas yang melandasi pelaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning), yaitu sebagai berikut:

Konstruktivisme

Untuk memulai proses mengkonstruksi atau mengumpulkan informasi baru berdasarkan pengalaman dalam struktur kognitif siswa dikenal dengan istilah konstruktivime. Intinya, pembelajaran CTL mengedepankan keteraturan. Melalui pengalaman dan proses observasi, siswa dapat membangun pengetahuannya. Sebab ilmu yang hanya diberikan saja tidak bisa dianggap bermakna. Penerapan ajaran konstruktivisme didasarkan pada premis mendasar tersebut. Siswa didorong untuk mampu mengembangkan pengetahuannya sendiri melalui pengalaman nyata ketika belajar melalui CTL.

Inquiry

Asas kedua dalam pembelajaran CTL adalah inkuiri. Proses pembelajaran melibatkan pemikiran metodis dan pencarian untuk menemukan informasi. Penemuan diri adalah proses yang mengarah pada pengetahuan, bukan sekedar menghafal fakta. Proses penyelidikan memiliki banyak langkah, termasuk mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan bukti, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan.

Strategi pembelajaran inkuiri menekankan pembelajaran melalui pengalaman. Experiential learning mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Bertindak dalam kasus tertentu. Dalam skenario ini, individu mengambil tindakan dan mengamati hasilnya. Dampak ini dapat berfungsi sebagai imbalan atau hukuman, atau sekadar memberikan bukti adanya hubungan sebab akibat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun