Sebagai ibu, Erna menyimpan kekhawatiran akan kondisi Nadine. Rasa penasaran yang terus membuncah, membawa Erna pergi ke Puskesmas Sogaeadu yang berjarak 1 kilo meter dari rumahnya untuk diperiksa.
Di Puskesmas, Nadine, yang waktu itu baru berumur 1 bulan, langsung diperiksa oleh dr. Fadli, dokter umum di Puskesmas Sogaeadu.Â
Menurut diagnosis dokter Fadli, Nadine kekurangan cairan. Dokter Fadli pun menyarankan Erna untuk membawa Nadine ke rumah sakit.
Kuning di tubuh dan mata Nadine tak kunjung membaik. Malah sebaliknya. Erna semakin khawatir dengan kondisi Nadine yang setiap hari merintih kesakitan.
Berbekal niat mencari kesembuhan, Erna akhirnya membawa Nadine ke RSUD Gunung Sitoli yang berjarak sekira 28 kilo meter dari rumah Erna.
Dengan mengendarai sepeda motor, Erna menghabiskan waktu perjalanan sekira 45 menit untuk sampai di RSUD Gunung Sitoli.Â
Sesampainya di rumah sakit, Nadine langsung ditangani oleh dokter spesialis anak, dr. Tati K. Ziliwu, M.Sc, Sp.A.
Dokter Tati mendiagnosis bahwa Nadine kelebihan warna Urine. Nadine diminta opname.
"Selama 2 minggu kami di rumah sakit. Nadine terus merintih kesakitan. Setiap malam saya menangis melihat kondisi Nadine," kata Erna.
Perawat di rumah sakit yang merawat Nadine menyarankan, Nadine diberikan air mineral yang banyak, dan konsumsi air gula.
"Kalau anak kurang cairan memang menguning. Kalian kasih banyak air putih dan air gula," kata Erna menirukan apa yang dikatakan perawat di RSUD Gunung Sitoli.