"Baiklah Pamela, aku akan tetap meng-aktifkan hp ini"
Handphone Putri pun tetap menyala, tapi yang terdengar hanya tangisan dari Pamel. Dengan rasa yang tak menentu dalam hati Putri terbesat "mengapa setiap Pamela berbicara, aku akan simpati padanya dan kenapa Pamela menjadi orang yang kubutuhkan."
Dan tiba-tiba suara tangisan itu menghilang setelah kira-kira 25 menit, pertanda Pamela sudah tertidur. Setelah itu ia matikan telephone dari Pamela. Dan ia duduk ditepi tempat tidurnya, dan masih memikikan hal itu hingga pukul 3 pagi, ia masih tetap duduk tertunduk ditepi tempat tidurnya untuk memikirkan itu.
***
Senin, 8 November 2010
Pukul 06.25 pagi, Upacara pengibaran bendera segera dilaksanakan. Anak-anak disekolah itu, hampir semuanya sudah berbaris untuk mengikuti upacara.
Putri yang tadi sempat melihat tas Pamela saat dikelas, sebelum ia berbaris. Dan saat ia tiba dilapangan ternyata pamela tidak ada dilapangan. Putri yang kagget langsung meninggalkan lapangan upacara, untung saja upacara belum dimulai.
Langsung saja ia berlari untuk mencari Pamela, Ia ingat curhatan tengah malam itu, ia takut terjadi apa-apa pada Pamela. Ruangan demi ruangan ia telusuri, tapi tetap saja tidak ketemu. Dan saat ia sedang kelelahan dan bersandar dipintu gudang, ternyata Putri mendengar ada seseorang menangis, langsung saja ia buka pintu gudang itu dan berkata...
"Untuk apa kamu terus menangis?" Putri berbicara sambil ngos-ngosan karena kecapean berlari-lari.
Belum ada jawaban atas pertanyaan dari Putri namun Putri berjalan lagi sambil berjalan menuju Pamela yang sedang menangis.
"Untuk apa kamu terus menangis?"