Mohon tunggu...
Dinoto Indramayu
Dinoto Indramayu Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar, belajar dan belajar....

Setiap saat saya mencoba merangkai kata, beberapa diantaranya dihimpun di : www.segudang-cerita-tua.blogspot.com Sekarang, saya ingin mencoba merambah ke ranah yang lebih luas bersamamu, Kompasiana....

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Layak

29 Januari 2015   16:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:09 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Banjir yang biasanya hanya beberapa menit di depan rumah berpindah ke dalam rumah warga dengan durasi surut lebih lama dan resiko kerugian lebih banyak. Rumah harus dibersihkan dari sisa banjir yang membawa air selokan dan berbagai kotorannya, perabot rumahtangga pun banyak yang rusak dan tidak bisa terpakai lagi. Terbukti bahwa cara mengatasi masalah dalam keadaan trauma dan emosional serta individual dan egois hanya membuat masalah baru dengan dampak lebih negatif tinggi.

Sangat beruntung bahwa ketika banjir bandang terjadi, kami yang mengamati arus air selama dua minggu betah bermukin di permukiman kami. Tanpa basa-basi dan banyak cerita kami menyampaikan temuan sederhana tersebut kepada Kepala Dinas Pengairan, Sumber Daya Air, Pertambangan dan Lingkungan Hidup. Tidak berapa lama sungai yang sudah beberapa tahun tidak mengalirkan air yang menjadi sebab banjir bandang pun dikeruk, rumah-rumah liar di pinggir kali digusur, bahkan rumah yang didirikan di atas sungai dibongkar paksa.

Sungai mati itupun sekarang bukan hanya bisa menampung air hujan tetapi juga bisa dimanfaatkan para petani tambak untuk mengalirkan air payau menuju tambak udang dan bandengnya.
Permukiman kami saat ini relatif layak sebagai tempat tinggal, keamanan dan kenyamanan lebih baik daripada beberapa tahun sebelumnya. Warga bisa dengan tenang meninggalkan rumahnya untuk bekerja, pada malam haripun bisa tidur nyenyak tanpa khawatir terganggu oleh orang yang berniat jahat.

Pengamen yang berani menjual suaranya kepada warga permukiman pun makin berkurang. Demikian juga para pemulung baik yang mengais tempat sampah ataupun yang membeli besi dan plastik dari para penghuni.

Berkurangnya pengamen berkaitan dengan penjagaan di pintu depan yang membuat nyali mereka yang kadang tergoda berbuat nekat menciut. Sementara sebagai dampak banyaknya warga kompleks yang membuang sampahnya langsung ke TPS adalah banyaknya tempat sampah rumah yang kosong, sehingga para pemulung sering kecewa harus jauh-jauh berjalan mengais sampah tanpa hasil. Saat ini mereka lebih nyaman mencari rezeki cukup sampai pintu gerbang permukiman, di TPS. Para pembeli besi dan plastik pun berkurang, tanpa bermaksud menuduh, entah mengapa berkurangnya lalu-lintas mereka ternyata berhubungan dengan raibnya water-mater dan kWh-meter di permukiman kami.

Permasalahan Permukiman
Saat ini proyek perumahan berkembang pesat di sekitar Kota Indramayu. Disisis lain, perkampungan pun tumbuh dengan tidak kalah cepatnya. Lahan sawah produktif secara bertahap ditimbun dengan tanah urug, tidak lama kemudian terbangunlah rumah-rumah siap huni. Ada juga pemilik lahan sawah yang menjual sebagai lahan siap bangun. Permukiman di perkampungan masyarakatpun bukan hanya semakin padat. Penguninya tidak lagi seperti perkampungan tradisional yang saling mempunyai hubungan kekerabatan.

Pengembang perumahan dengan berbagai cara, terutama menawarkan rumah yang bukan hanya relatif murah tetapi juga dengan jaminan kenyamanan bagi penghuninya. Tawaran utama yang dijanjikan pengembang umumnya adalah memproklamirkan permukiman yang ditawarkan adalah bebas banjir. Hal ini dibuktikan dengan pengurugan yang cukup tinggi agar bangunan lebih tinggi daripada jala/n terdekat.

Bagi permukiman yang berada di dekat permukiman sebelumnya maka sudah menjadi rahasia umum kalau sebuah pengembang baru cenderung meninggikan lantai rumah yang direncanakannya lebih tinggi daripada perumahan yang sudah ada sebelumnya. Bukan hanya untuk menjegah terjadinya banjir ketika musim hujan tetapi juga meninggikan nilai tawar kepada calon konsumen.
Persaingan tidak sehat ini tentu saja suatu saat akan menjadi sumber konflik berkepanjangan diantara penghuni perumahan setelah ditinggalkan oleh pengembangnya. Sementara di perkampungan yang dihuni oleh masyarakat dengan berbagai latarbelakang berbeda pun menuai permasalahan sosial baru.

Dengan gambaran keadaan di atas maka beberapa permasalahan permukiman yang mendesak untuk diselesaikan di Kota Indramayu antara lain adalah :

1. Banjir
Ketinggian Kota Indramayu berkisar antara 0 – 1 m dpl. Dengan posisi topografi yang demikian maka tidak mengherankan kalau banjir merupakan faktor penting yang harus segera diatasi. Pengembang perumahan pun berlomba menjadikan ketinggian urugan sebagai bahan promosi, sementara di perkampungan masyarakat meninggikan tanah yang akan dibangun untuk rumahnya.

Tindakan individualis yang hanya mementingkan diri dan kelompok ini merupakan benih dari permasalahan di masa yang akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun