Mohon tunggu...
Dinoto Indramayu
Dinoto Indramayu Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar, belajar dan belajar....

Setiap saat saya mencoba merangkai kata, beberapa diantaranya dihimpun di : www.segudang-cerita-tua.blogspot.com Sekarang, saya ingin mencoba merambah ke ranah yang lebih luas bersamamu, Kompasiana....

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Layak

29 Januari 2015   16:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:09 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

5. Jalan Permukiman
Sungguh beruntung bahwa saat ini alokasi dana pembangunan untuk Desa dan Kelurahan relatif besar. Bahkan bisa menembus angka milyaran rupiah. Hal ini merupakan peluang yang lebar untuk tercapainya jalan lingkungan yang memadai.

Beberapa saran kami untuk mengatasi jalan lingkungan antara lain adalah sebgai berikut :
i) Permukiman perkampungan tinggalan kolonial Belanda yang ada di tengah Kota Indramayu merupakan wilayah yang harus dijaga kelestariannya. Namun demikian jalan lingkungan perlu disesuaikan dengan kebutuhan sekarang, walaupun terbatas untuk kendaraan roda dua. Drainase yang sudah sangat baik perlu dilestarikan tetapi dapat dipadukan dengan keperluan akan jalan lingkungan yang semakin bertambah. Perencanaan partisipatif diperlukan untuk melestarikan tinggalan kolonial sekaligus menjadikan permukiman yang nyaman untuk ditinggali sesuai dengan tuntutan zaman.
ii) Warga penghuni perumahan bersubsidi dan non-subsidi yang sudah ditinggalkan pengembangnya pun pada akhirnya harus memikirkan tentang jalan lingkungan secara mandiri. Rencana aksi pemeliharaan jalan lingkungan dapat dihasilkan secara partisipatif oleh masyarakat penghuni permukiman tersebut.
Hasil perencanaan partisipatif tentang jalan lingkungan untuk permukiman perkampungan tinggalan kolonial dan kompleks perumahan yang telah ditinggalkan pengembangnya dapat disampaikan kepada pihak kelurahan untuk dapat dianggarkan dari Alokasi Dana Desa/Kelurahan.
iii) Para pengembang perumahan yang saat ini masih menjalankan kewajibannya kepada para penghuni permukiman berkewajiban untuk mempersiapkan konsumennya untuk memelihara sendiri jalan lingkungan yang ada. Sekalipun ada kemungkinan dapat diusulkan kepada pihak Desa/Kelurahan untuk mendapatkan dana bantuan.
iv) Untuk pembuatan dan pemeliharaan jalan lingkungan permukiman perkampungan juga tidak sepenuhnya menjadi tanggungjawab pihak Desa/Kelurahan. Secara partisipatif warga permukiman dapat terlibat aktif untuk mengusulkan rencana aksi pembuatan dan pemeliharaan jalan lingkungan.
Mewujudkan Permukiman Layak Huni Berkelanjutan
Mewujudkan permukiman yang layak huni sesungguhnya bukanlah hal yang mudah tetapi dengan cara sederhana berbagai kesulitan untuk mewujudkannya dapat pula disederhanakan. Dua hal yang paling penting adalah keterlibatan warga permukiman dalam memikirkan masa depan huniannya

Oleh karena itu beberapa hal yang harus dilakukan seorang penggiat permukiman berkelanjutan (city changer) adalah sebagai berikut :
i) Memotret keadaan permukiman warga secara umum, baik permukiman perkampungan tinggalan kolonial, permukiman perkampungan, permukiman perumahan subsidi dan non-subsidi yang telah ditinggalkan pengembangnya ataupun yang masih dalam tanggungjawab pengembang. Dari sini dapat dilihat berbagai sarana fisik seperti jalan lingkungan, air bersih, telepon, listrik dan gas. Juga aspek sosial seperti informasi tentang tokoh masyarakat dan struktur organisasi yang ada hinggaaspek keamanan dan ketertiban.
ii) Menggali informasi secara langsung dari para warga permukiman tentang harapan mmereka untuk terciptanya hunian yang layak dan kendala yang dihadapi selama ini. Beberapa alternatif pemecahan masalah yang telah dilakukan dan tanggapan masyarakat dan pemerintah atas usulan tersebut juga merupakan informasi yang sangat berharga.
iii) Berkoordinasi dengan pihak-pihak yang terkait, baik pemerintahan maupun swasta untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang permukima n dan berbagai permasalahannya serta perencanaan yang akan dilakukan di masa yang akan datang. Juga informasi tentang kegiatan/proyek yang pernah dan akan dijalankan beserta besar dan sumber dananya.
iv) Berbagai informasi primer dan sekunder yang diperoleh diramu menjadi rencana aksi, siapa melakukan apa, dimana, bagaimana dan kapan waktu pelaksanaannya serta pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaannya. Untuk memudahkan maka dibuat dalam bentuk proposal kegiatan yang sederhana dan mudah dipahami.
v) Berkoordinasi dengan pemerintahan dan pihak-pihak yang terkait tentang pentingnya mewujudkan permukiman layak huni secara berkelanjutan yang hanya dapat dicapai jika warga masyarakat penghuni permukiman membuat sendiri perencanaan untuk mencapainya. Merekalah yang paling mengetahui potensi, kendala dan hambatan yang ada di lingkungannya.
vi) Bersama-sama dengan pihak terkait menggali kesadaran warga akan besarnya potensi dan kemampuan diri yang mereka miliki yang akan menjadi kekuatan tersendiri dalam mewujudkan permukiman yang layak secara berkelanjutan. Dengan instrumen sederhana, warga permukiman digiring untuk mmemikirkan harapan terwujudnya hunian yang layak secara berkelanjutan dan cara menggapainya. Produk akhirnya berupa rencana aksi yang akan dijalankan warga secara mandiri ataupun dengan bantuan pihak lain seperti pemerintahan ataupun swasta.
vii) Melaksanakan rencana aksi bersama warga permukiman dan pihak-pihak yang terkait. Untuk kegiatan yang tidak melibatkan pihak lain maka dapat langsung dilkaksanakan tetapi jika melibatkan pihak lain seperti pemerintahan ataupun swasta maka diperlukan koordinasi yang lebih harus dijalin. Bukan tidak mungkin memerlukan waktu yang leih lama dari rencana semula.
viii) Mengevaluasi secara berkala pelaksanaan rencana aksi bersama arga permukiman dan pihak terkait dan berupaya menemukan permasalahn dan alternatif pemecahannya.
ix) Melaporkan progress kegiatan yang dilaksanakan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kepada pihak-pihak terkait termasuk perwakilan warga permukiman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun