1. Aspek Ekonomi
- Abbas I mengarahkan produksi sutra dan memasarkannya ke Ishfar melalui pedagang, menjadikan mereka perantara antara Syah dan pelanggan asing.
- Selain perdagangan, Kerajaan Safawiyah juga mengalami kemajuan di bidang komunikasi, khususnya di wilayah Bulan Sabit Subur.
- Dinasti Safawi meningkatkan perdagangan dengan negara-negara Eropa dan Asia. Iran menjadi pusat perdagangan yang penting selama periode ini, dan ini membawa kemakmuran bagi rakyat Iran.
2. Aspek ilmu pengetahuan
Sesuai dengan sejarah islam yang ada, bangsa Persia terkenal dengan peradaban yang aspek ilmu pengetahuannya mengalami kemajuan. Sebagai bukti adanya para Ahli ilmu yang hidup ketika masa tersebut, antara lain:
- Baha al-Dien al Anuh (Pengetahuan Umum tentang ilmu).
- Sadr al-dien al-Syria (filsuf).
- Â Muhammad Baqir bin Muhammad Damad (Seorang filsuf, sejarawan, dan sifat dasar kepercayaan serta melakukan pengamatan tentang kehidupan lebah).
- Muhammad Baqir bin Muhammad Damad dan Sadr al-Din al-Syirazi mencapai rumusan paham yang menyatukan antara sofisme agnostik dengan filsafat yang dapat menjelaskan ajaran Syiah Itsna Asharih.
3. Aspek Seni
- Peningkatan seni dan arsitektur: Dinasti Safawi memperkenalkan seni dan arsitektur baru yang dipengaruhi oleh seni Turki, Mongol, dan Arab. Beberapa bangunan penting yang dibangun selama masa pemerintahan Safawi termasuk Masjid Shah di Isfahan, kompleks Imam Reza di Mashhad, dan Istana Ali Qapu.
- Syah Tahmasp juga dikenal sebagai seniman besar yang memproduksi gaun, permadani dan beberapa karya seni logam dan keramik, antara lain.
- Pengembangan seni bela diri: Seni bela diri Iran, seperti seni bela diri Kung Fu, mendapatkan perhatian khusus di bawah pemerintahan Safawi. Selama periode ini, seni bela diri Iran berkembang menjadi seni bela diri yang terkenal di seluruh dunia.
4. Aspek fisik atau pembangunan
- Keberhasilan pembangunan ibu kota Isfahan baru merupakan tempat perkotaan yang terpenting terhadap berkembanganya politik dan ekonomi di Iran juga termasuk tanda valdistas Syafawiah.
- Mulainya era 1603 pembangunan masjid kerajaan dibagian timur dan diselesaikan pada era1618.
-  Mulainya era 1611 pembangunan Masjid Kerajaan di bagian selatan dan  diselesaikan pada era 1629.
- Istana dan Ali Qapu, gedung administrasi pusat, dibangun di sisi barat .[1]
Penyebab kemunduran Kerajaan Dinasti Safawi di Persia
Ada beberapa sebab kemunduran dan keruntuhan dinasti (kerajaan) Safawi, di antaranya adalah sebagai berikut:
- Lama berkonflik dengan Kesultanan Utsmaniyah, pendirian Kerajaan Safawi yang berpikiran Syiah menjadi ancaman bagi Kesultanan Utsmaniyah.
- Beberapa pemimpin Kerajaan Safawi menderita kerusakan moral. Ini juga mempercepat proses kematian kerajaan.
- Kelompok Ghulam atau budak didirikan oleh Abbas I tak memiliki antusiasme yang membara. Permasalahan internal berupa perampasan kewenangan sering terjadi disuatu lingkungan kerabat kerajaan.
- kelemahan sultan Hal ini disebabkan tidak adanya sistem perencanaan kader bagi calon penerus kekuasaan, karena dikhawatirkan akan menjadi bumerang, meninggalkan raja sebagai penanggung jawab kader dan mengambil alih kepemimpinan sebelum waktunya. Alasan lain kelemahan mereka adalah kesenangan mereka dalam kemewahan dan kemabukan.
- Perekonomian lemah. Alasan lainnya adalah karena para sultan sangat rakus untuk memperoleh artileri Eropa sehingga mereka membebaskan para pedagang Eropa dari bea impor dan ekspor atas barang-barang Eropa dan Safawi. Akibatnya, penerimaan negara berkurang. Selain itu, penggunaan uang negara untuk mendukung kehidupan boros keluarga kerajaan juga sangat mengurangi perbendaharaan sehingga gaji tentara tidak bisa dibayar.
Runtuhnya Dinasti Safawi juga disebabkan oleh beberapa perubahan luar biasa dalam hubungan antara negara dan gereja. Awalnya, Safawiyah adalah sebuah gerakan. Namun, ketika Safawiyah berkuasa, dia malah menindas bentuk milenial Islam Sufi sekaligus mendukung pembentukan pamong praja. Safawi menjadikan Syiah sebagai agama resmi Iran sambil memusnahkan pengikut Sufi mereka, seperti yang mereka lakukan terhadap ulama Sunni.
Krisis abad ke-18 mengakhiri sejarah Iran pra-modern. Bahkan, di hampir semua wilayah Muslim, periode pramodern diakhiri dengan intervensi Eropa, penaklukan, dan pembentukan beberapa rezim kolonial. Dengan demikian, integrasi ekonomi dan pengaruh politik negara-negara Eropa menguat sebelum runtuhnya kerajaan Safawi dan liberalisasi ulama.[1]
B. Â Dinasti Mughal di India (Sejarah Berdiri dan Perkembangan)
Kekaisaran Mughal adalah kelanjutan dari Kesultanan Delhi ketika menandai puncak dari perjuangan panjang untuk membentuk Kekaisaran Islam India berdasarkan sintesis warisan Persia dan  India.