* Muhammad V (1909-1918).
* Muhammad VI. (1918-1923).
Kemajuan yang dihasilkan Kerjaan Dinasti Utamani di Turki
Kesultanan Utsmaniyah tidak banyak berperan dalam sains, tetapi berhasil dalam bidang militer, arsitektur, dan agama. Di bidang militer, hal ini dibuktikan dengan kehadiran Praetorian Guard, pendukung utama kekuasaan Ottoman, dan keberadaan angkatan laut yang mampu menguasai laut seperti Laut Hitam dan Laut Merah. Secara arsitektural, Masjid Aya Sofia dan Masjid Raya Suratan Mehmet Fatih merupakan bukti keindahan arsitektur Ottoman, dengan gayanya masing-masing. Adanya tarekat Bektasyiyah yang banyak didukung rakyat biasa, tarekat Maulawiyah yang didirikan oleh Jalaludin Ar Rumi dan didukung luas oleh elit Utsmaniyah, dan tarekat Naqsabandiyah yang didirikan oleh Muhammad bin Muhammad Bahauddin Naqsabandi merupakan bukti kuat adanya semangat keagamaan Utsmaniyah.
Penyebab Kemunduran dan Kehancuran Dinasti Utmani di Turki
Tiga faktor penyebab jatuhnya Kesultanan Utsmaniyah;
- Lemahnya para sultan dan sistem birokrasi. Sistem birokrasi pemerintahan di Kesultanan Utsmaniyah bergantung pada  kemampuan sultan yang merupakan faktor yang sangat rentan ketika kesultanan runtuh. Pergantian kekuasaan dengan personal dan kepemimpinan yang lemah membuat manajemen sulit diatur.
- Menurunnya kondisi sosial ekonomi. Belakangan, perubahan ekonomi yang memburuk mempersulit kerajaan untuk mengatasi pertumbuhan perdagangan ekonomi internasional. Eropa pada saat itu adalah ekonomi yang mementingkan diri sendiri yang menciptakan situasi ini.
- Munculnya kekuatan Eropa. Situasi politik di benua Eropa menjadi faktor yang mempercepat runtuhnya Kesultanan Utsmaniyah. Sementara Kekaisaran Turki tertarik untuk memperbaiki keadaan negara dan situasi ekonomi rakyatnya, pada abad ke-16 orang Eropa memobilisasi kekuatan militer, ekonomi, dan teknologi serta mengeksploitasi kelemahan Turki Ottoman.[1]
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dinasti Shafawi Kata Safawi berasal dari kata "shafi", nama leluhur Sultan Shafawi, Shafi al-Din Ishaq al-Ardabili, pendiri dan pemimpin ordo Shafawi.
Sistem pemerintahan dikembangkan oleh Ismail I (1501-1524), Tahmasp I (1524-1576), Ismail II (156-1577), M. Khudabanda (1577-1787), Abbas I (1588-1628), Safi Mirza ( 1628-1642), Abbas II (1642-1667), Sulaiman (1667-1694), Husein (1694-1722), Tahmasp II (1722-1732), Abbas III (1732-1736).