Sistem pemerintahan Dinasti Utsmani pada awalnya didasarkan pada pemerintahan yang dipimpin oleh seorang sultan atau kaisar. Namun, sistem pemerintahan ini mengalami banyak perubahan selama berabad-abad kekuasaannya. Berikut adalah beberapa aspek penting dari sistem pemerintahan Dinasti Utsmani:
- Sultan: Sultan adalah kepala negara dan penguasa mutlak dalam sistem pemerintahan Utsmani. Kekuasaan sultan sangat luas dan mencakup hampir semua aspek pemerintahan, termasuk kebijakan luar negeri, keamanan, dan ekonomi. Setiap sultan memiliki kekuasaan absolut dan dianggap sebagai representasi langsung dari kekuasaan Tuhan.
- Dewan: Di bawah sultan, ada sebuah dewan yang disebut Dewan Agung atau Divan. Dewan ini bertanggung jawab untuk memberikan nasihat kepada sultan dalam berbagai kebijakan pemerintahan, termasuk masalah militer, keuangan, dan hukum. Dewan Agung terdiri dari pejabat senior dari berbagai departemen pemerintah, seperti Bendahara, Menteri Dalam Negeri, Menteri Luar Negeri, dan lain-lain.
- Sipahi: Sipahi adalah pasukan elit Utsmani yang bertanggung jawab untuk menjaga keamanan dalam negeri. Mereka juga bertanggung jawab untuk memberikan kontribusi dalam hal pemungutan pajak dan pengumpulan sumber daya lainnya.
- Millet System: Millet System adalah sistem yang diadopsi oleh Dinasti Utsmani untuk mengatur berbagai agama yang berbeda dalam wilayah mereka. Sistem ini memberikan otonomi kepada masyarakat non-Muslim, termasuk Kristen dan Yahudi, untuk mengatur diri mereka sendiri dalam urusan agama dan keuangan mereka.
- Kebijakan Toleransi: Kebijakan toleransi adalah ciri khas dari sistem pemerintahan Utsmani. Mereka memperlakukan semua warga negara mereka dengan adil dan menghormati berbagai agama dan budaya yang ada dalam wilayah mereka. Hal ini menjadi faktor penting dalam mempertahankan stabilitas politik dan keamanan dalam wilayah kekuasaan Utsmani.
- Pemerintahan Utsmaniyah dibagi menjadi lima periode dengan ciri-ciri sebagai berikut:
- Periode I (1299-1402). Pertumbuhan dan Perkembangan Kekaisaran Ottoman.
- Periode II (1403-1566). Pada masa ini terjadi peralihan akibat perebutan kekuasaan antara anak Bayazid I dan jatuhnya Konstantinopel ke tangan kaum muslimin.
- Periode III (1566-1703). Bertahan tanpa membuat kemajuan apa pun dalam memperluas area.
- Periode IV (1703-1839). Alami kemunduran di ruang yang semakin sempit.
- Periode V (1839-1924). Dalam politik, pemerintahan dan kebudayaan terdapat pembaharuan  dengan  gerakan (1) Tanzimat, (2) Utsmani Muda, (3) Turki Muda, (4) Panturian, (5) Pan-Islamisme, (6) Nasionalisme Turki. .
Untuk memahami pemerintahan Ottoman, seseorang harus mengenal para pemimpinnya. Kesultanan Utsmaniyah tentu memiliki beberapa pemimpin karena pemerintahan Utsmaniyah cukup lama. Ketua dewan adalah:
* Usman I (1300-1326). Bacaan setelah kematian Saljuk Rumi.
* Orham (1326-13591). Ibukota dipindahkan ke Bursa dan daerah itu berkembang.
* Murad I (1359-1389). Mengubah ibu kota menjadi Bursa  Erdine dan menaklukkan Makedonia.
* Bayatsid I (1389-1403). Memerintah Anatolia barat dan menerima gelar sultan al mutawak.
* Muhammad I (1402-1421). Ada banyak perang saudara karena perebutan kekuasaan dan pindah ke fase lain.
* Murad II (1421-1451). untuk menstabilkan politik dalam negeri.
* Muhammad II (1451-1481). Menaklukkan Konstantinopel, mengubah Aya Sofia menjadi masjid dan memindahkan ibu kota dari Erdine ke Konstantinopel pada tahun 1453. Ia juga Al Fatih
* Bayazid II (1481-1512). Dikenal sebagai orang yang lemah.
* Salim I (1512-1520). Taklukkan Mesir dari pemerintahan Mamluk atau pisahkan fokus ekspansi  timur.Â